Minyak Atsiri Indonesia

Solikin

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KOMPONEN PENGHASIL MINYAK ATSIRI PADA JERUK PURUT ( Citrus hystrix DC.)

Oleh: Solikin

UPT Balai Konservasi Tumbuhan, Kebun Raya Purwodadi – LIPI, Jl. Raya Surabaya – Malang km 65 Purwodadi, Pasuruan Jawa Timur , e-mail Solikin@lipi.go.id.

ABSTRAK

0g1

Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun dan kulit buahnya mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, berkhasiat obat dan aromaterapi. Buahnya digunakan untuk bahan minuman, pencuci rambut, antelmintik, berkhasiat untuk obat sakit kepala, nyeri lambung dan biopestisida. Daunnya sering digunakan sebagai rempah untuk memberi aroma yang khas pada masakan. Budidaya tanaman yang intensif diperlukan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku yang terus meningkat pada saat ini. Informasi dasar tentang pertumbuhan dan perkembangan komponen atau bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri, seperti pada daun dan buah jeruk purut sangat diperlukan dalam pengelolaan tanaman untuk mendapatkan hasil dan kualitas bahan yang optimal. Penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mepelajari perkembangan dan pertumbuhan daun dan organ generatif tanaman jeruk purut telah dilakukan di Kebun Raya Purwodadi dengan mengamati tanaman yang berada di petak XIII.I yang berumur sekitar 12 tahun. Pada tahun 2007-2008. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun, bunga dan buah, jumlah bunga, jumlah buah, bunga gugur, buah gugur, berat buah, dan berat daun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman jeruk purut dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Keterbatasan ketersediaan air akibat musim kemarau dapat menghambat pertumbuhan bunga dan buah. Pertumbuhan helai daun dari kuncup hingga mencapai ukuran maksimal membutuhkan waktu sekitar satu bulan; pertumbuhan daun cepat terjadi pada umur 5-12 hari setelah kuncup. Pertumbuhan bunga mulai kuncup hingga menjadi buah masak memerlukan waktu sekitar 28,5 minggu atau 27 minggu setelah antesis. Jumlah bunga per tangkai berkisar 1-10; jumlah bunga gugur dalam satu tangkai 60-100%; jumlah bunga yang menjadi buah 10-30%; jumlah buah gugur setiap tangkai 50-100 % . Berat basah buah 40-70 g/ buah. Pertumbuhan buah cepat terjadi pada umur 3 – 9 minggu setelah antesis.

Kata kunci : jeruk , daun, buah, atsiri

PENDAHULUAN

Jeruk purut termasuk suku Rutaceae yang berasal dari Asia Tenggara ( Katzer, 2008) yang banyak ditanam di beberapa negara termasuk Indonesia. Tanaman ini berpotensi sebagai penghasil minyak atsiri. Daun dan kulit buahnya mengandung sabinena dan limonena yang berguna untuk kosmetik, aromaterapi (Duryatmo, 2008), pencuci rambut (Burkill, 1966), antelmintik, obat sakit kepala, nyeri lambung (Eisei, 1995) dan biopestisida (Duryatmo, 2008). Daunnya sering digunakan sebagai rempah untuk memberi aroma yang khas pada masakan; buahnya digunakan sebagai bahan minuman yang memiliki aroma khas. Kulit buah jeruk purut mengandung sekitar 4 % minyak atsiri (Burkill, 1966).

Permintaan minyak atsiri di Indonesia dan di luar negeri terus meningkat dewasa ini, termasuk minyak atsiri dari jeruk purut, namun ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pasar masih mengalami hambatan. Oleh sebab itu budidaya tanaman secara intensif diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut, baik secara kuantitas maupun kualitas. Informasi dasar tentang pertumbuhan dan perkembangan komponen tanaman yang mengandung minyak atsiri, seperti pada daun dan buah jeruk purut sangat diperlukan dalam pengelolaan tanaman untuk mendapatkan hasil dan kualitas bahan yang optimal.

Tanaman jeruk purut berhabitus pohon yang berumur tahunan. Tanaman ini dapat berbuah mulai umur dua tahun (http://www.langitlangit.com, 2008) dan berbuah sepanjang tahun (Tohir, 1985). Setiap pohon dapat menghasilkan 300-400 buah per tahun. (http://tabloidgallery.wordpress.com, 2008). Pertumbuhan dan perkembangan daun dan organ generatif dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti air, cahaya dan unsur hara. Darjanto dan Satifah ( 1990) melaporkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan bunga dan buah pada tanaman kopi meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah curah hujan beberapa hari sebelum bunga mekar dan selanjutnya jumlah bunga menurun pada saat curah hujan berkurang pada musim kemarau (Darjanto dan Satifah, 1990).

Penelitian ini bertujuan untuk mepelajari perkembangan dan pertumbuhan daun dan organ generatif tanaman jeruk purut dengan harapan hasilnya dapat digunakan sebagai data dasar dalam membudidayakan tanaman jeruk purut.

BAHAN DAN METODA

Penelitian dilakukan di Kebun Raya Purwodadi dengan mengamati tanaman yang berada di petak XIII.I yang berumur sekitar 12 tahun pada tahun 2007-2008. Pengamatan dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun, bunga dan buah, jumlah bunga, jumlah buah, bunga gugur, buah gugur dan berat basah buah, dan berat basah daun. Pengamatan fenologi pembungaan pada fase kuncup hingga antesis dilakukan setiap hari setelah terbentuknya kuncup; pengamatan pertumbuhan buah dilakukan setiap minggu hingga panen dengan dengan mengukur panjang dan lebar buah. Berat buah segar ditentukan dengan menimbang lima buah pada saat panen.

Pengamatan terhadap pertumbuhan dan perkembangan daun dilakukan pada fase kuncup hingga gugur. Pertumbuhan daun ditentukan dengan mengukur panjang dan lebar daun setiap tiga hari. Penimbangan berat basah daun segar dilakukan pada umur sekitar satu bulan setelah kuncup, pada lima daun yang beragam ukurannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bunga dan buah

Bunga adalah organ generatif penting tanaman untuk menghasilkan buah dan biji Buah jeruk purut berbentuk bulat atau lonjong, panjang 3-6,5 cm dan lebar 3-6,5 cm, permukaan kulit buah berkerut, tidak rata, mengandung minyak atsiri, daging buah hijau kekuningan dan rasanya asam (Gambar 1). Pertumbuhan bunga dan buah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti air, unsur hara dan iklim.

0g1

Gambar 1. Bunga dan buah jeruk purut (Cytrus hystrix)

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman jeruk purut dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Keterbatasan ketersediaan air akibat musim kemarau dapat menghambat pertumbuhan bunga dan buah, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

0t1

Pada bulan Juli, September, Oktober dan November 2007 pembentukan bunga terhambat, sedangkan pada tahun 2008 bunga terbentuk sepanjang tahun. Hal ini disebabkan oleh distribusi curah hujan, temperatur dan kelembaban iklim yang berbeda pada kedua tahun tersebut. Pada tahun 2008 distribusi curah hujan lebih merata, hujan terjadi setiap bulan, walaupun pada hasil pengukuran 0 mm/ bulan yang terjadi pada Juni dan Juli (Gambar 2); curah hujan pada bulan Agustus dapat menambah ketersediaan air dalam tanah dan dapat memacu terbentuknya kuncup bunga. Sedangkan tahun 2007, mulai bulan Juli hingga November, ketersediaan air dalam tanah kurang mencukupi untuk pertumbuhan generatif tanaman akibat dari kurangnya air hujan (Gambar 2), tingginya temperatur udara, meningkatnya laju evapotranspirasi dan menurunnya kelembaban udara (Lampiran 1).

0g2

Gambar 2. Curah Hujan Tahun 2007 dan 2008 di Kebun Raya Purwodadi

0g3

Gambar 3. Rata-rata Temperatur Bulanan Tahun 2007 dan 2008 di Kebun Raya Purwodadi

Pembentukan kuncup bunga diawali dengan masa dorman dan pertumbuhan tunas kuncup atau tunas daun. Pada saat kuncup daun yang berwarna coklat tumbuh hingga mencapai ukuran maksimal dan berubah berwarna hijau, pada ujung batang tumbuh kuncup bunga. Pertumbuhan bunga mulai kuncup hingga menjadi buah masak memerlukan waktu sekitar 28,5 minggu atau 27 minggu setelah antesis (Gambar 4).

0g4

Gambar 4. Perkembangan dan pertumbuhan buah jeruk purut (Citrus hystrix)

Jumlah bunga pertangkai berkisar 1-10; bahkan dapat mencapai 15 (Backer dan van den Brink, 1965); jumlah bunga gugur dalam satu tangkai berkisar 60-100%; adanya hujan pada saat bunga mekar dapat merusak bunga dan gugur. Jumlah bunga yang menjadi buah pada setiap tangkai berkisar 10-30 %. Gugurnya bunga dan buah juga disebabkan oleh ketersediaan air yang tidak cukup, jumlah bunga dan buah yang terbentuk terlalu banyak, dan ketersediaan unsur hara terbatas.

Jumlah buah gugur pada satu tangkai 50-100%. Buah gugur terbanyak, terjadi pada puncak musim kemarau akibat dari ketersediaan air yang terbatas. Berat basah setiap buah berkisar 40-70 g/ buah (Tabel 2). Pertumbuhan buah cepat terjadi antara umur 3-9 minggu setelah antesis (Gambar 4); pertumbuhan panjang maksimal dicapai  pada umur sekitar 70 hari setelah antesis, sedang pertumbuhan lebar buah maksimal dicapai pada umur sekitar 90 hari setelah antesis. Setelah umur ini hampir tidak ada pertumbuhan memanjang atau melebar dan diperkirakan pada masa ini memasuki fase pemasakan buah hingga mencapai umur sekitar 27 minggu setelah antesis. Fase pertumbuhan cepat adalah fase kritis dalam pertumbuhan organ tanaman, sehingga apabila terjadi kekurangan ketersedian air dan unsur hara maka akan menghambat pertumbuhan tanaman dan mengurangi hasil tanaman, baik berupa organ vegetatif maupun generatif.

Daun

Daun adalah organ tanaman penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Organ ini berfungsi sebagai tempat utama sintesis karbohidrat melaui fotosintesis yang akan diubah menjadi senyawa-senyawa lain yang lebih kompleks dan senyawa metabolit sekunder dalam tanaman.

Pertumbuhan helai daun dari kuncup hingga mencapai ukuran maksimal membutuhkan waktu sekitar 2- 3 minggu. Pertumbuhan daun cepat terjadi pada umur 5-12 hari setelah kuncup (Gambar 5). Pada fase ini dibutuhkan ketersediaan air, unsur hara dan cahaya yang cukup agar daun dapat tumbuh secara optimal. Kekurangan unsur-unsur ini menyebabkan pertumbuhan terhambat, seperti berkurangnya ukuran panjang, lebar dan berat daun.

0g5

Gambar 5. Pertumbuhan panjang dan lebar daun jeruk purut (Citrus hystrix)

Pertumbuhan panjang dan lebar daun maksimal dicapai pada umur sekitar 15- 17 hari setelah kuncup. Berat basah satu tangkai daun berkisar 0,20 – 1,37 g ( Tabel 2) tergantung pada ukuran daun.

0t2

KESIMPULAN

Jeruk purut dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun. Kekurangan ketersediaan air dan unsur hara dapat menghambat pertumbuhan bunga dan buah. Pertumbuhan dan perkembangan bunga dari kuncup hingga buah masak memerlukan waktu sekitar 28,5 setelah kuncup atau 27 minggu setelah antesis. Jumlah bunga pertangkai berkisar 1-10; jumlah bunga gugur dalam satu tangkai berkisar 50-100%; jumlah bunga yang menjadi buah 10-30%; jumlah buah gugur 60-100 % /tangkai. Berat basah setiap buah berkisar 40-70 g. Pertumbuhan buah cepat terjadi umur 3-9 minggu setelah antesis.

Pertumbuhan daun dari kuncup hingga ukuran maksimal membutuhkan waktu 15- 17 hari setelah terbentuknya kuncup dengan berat basah setiap helai 0,20 – 1,40 g. Pertumbuhan daun cepat terjadi pada umur 5-12 hari setelah kuncup.

Saran : perlu dilakukan studi kandungan minyak atsiri pada berbagai tingkat perkembangan daun atau buah untuk menentukan saat panen yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Backer, C.A. and Backuizen van den Brink. 1965. Flora of Java. Vol. II. NVP Noordhoff. Groningen. The Netherland. 108.

Burkill, I.H. 1966. A Dictionary of The Economic Products of The Malay Peninsula. The Government of Malaysia and Singapore. Kuala Lumpur.

Darjanto dan Satifah, S.1990. Pengetahuan Dasar Biologi Bunga dan Teknik Penyerbukan Silang Buatan. PT Gramedia. Jakarta.

Duryatmo, S. Minyak atsiri. Trubus:XXXIX. November 2008. 468.

http://www.langitlangit.com. Jeruk Purut, Si Pendek Yang Rajin Berbuah. 19-11-2008.

http://tabloidgallery.wordpress.com. Jeruk Purut. 20-11-2008.

Katzer, G. 2008. Kaffir Lime (Citrus hystrix DC.). http://www.uni-graz.at/- katzer/engl/Citr_hys.html. 20-11-2008.

PT Eisei. 1995. Medicinal Herb Index of Indonesia. PT Eisei Indonesia. Jakarta.

Tohir. A.K. 1985. Bercocok Tanam Buah-buahan. PT Pradnya Paramita. Jakarta.

000

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.