Minyak Atsiri Indonesia

Rony Irawanto

STUDI PENYEBARAN TUMBUHAN ATSIRI DAN TUMBUHAN YANG BERASOSIASI DI KEBUMEN JAWA TENGAH

Oleh: Rony Irawanto, Pai; UPT BKT Kebun Raya Purwodadi – LIPI, Pasuruan, email : biory96@yahoo.com

ABSTRACT

An essential oils plant has many species, but is a few are developing commercially. Kebumen is one of essential oils production area. This Study of Distribution of An Essential Oils Plants and also the association plant are needed. The method is explorative with analysis descriptive. The result is records 73 plot essential oils plant, that is Michelia champaca 5 plot, Michelia alba 5 plot, Cananga odorata 29 plot, Cananga odorata var. fruticosa 6 plot and Cinnamomum sintoc 18 plot, with association plant are 29 species, such as Ficus sp., Dyxosilum oroxylum and Terminalia catappa. Environmental parameter are altitude 19-44 m dpl, temperature 28-40 oC, humidity 40-90 % and pH soil 6,9-7. Location is found from Kec. Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, Pertanahan, Ambal and Mirit with abundance at Kec. Ambal. In Summary the pattern distributions of  essential oils plant in southern coastal area of Kebumen.

Keywords: Distribution, Essential-oil plants, Kebumen.

ABSTRAK

Jenis tumbuhan penghasil minyak atsiri sangat banyak, tetapi baru sedikit yang di kembangkan secara komersial. Kebumen merupakan salah satu sentra produksi minyak atsiri. Sehingga diperlukan studi penyebaran tanaman atsiri jenis lain seperti Kenanga, Cempaka dan Sintok serta tumbuhan asosiasinya. Metode yang digunakan adalah eksploratif dan analisis secara deskriptif. Diperoleh 73 titik sebaran tumbuhan atsiri yaitu Cempaka (Michelia champaca) 5 titik, Kantil (Michelia alba) 5 titik, Kenanga (Cananga odorata) 29 titik, Ylang-ylang (Cananga odorata var. fruticosa) 16 titik dan Sintok (Cinnamomum sintoc) 18 titik dengan tumbuhan asosiasi yang terinventarisasi adalah 29 jenis, seperti Ficus sp., Dyxosilum oroxylum dan Terminalia catappa. Data lingkungan berupa ketinggian 19 – 44 m dpl, suhu 28 – 40 oC, kelembaban 40 – 90 % dan pH tanah 6,9 – 7. Lokasi ditemukan dari Kec. Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, Pertanahan, Ambal dan Mirit dengan daerah yang terbanyak pada Kec. Ambal. Sehingga pola penyebaran tumbuhan atsiri berada di sepanjang pantai selatan Kab. Kebumen.

Kata kunci : Penyebaran, Tumbuhan Atsiri, Kebumen.

PENDAHULUAN

Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri meliputi sekitar 200 jenis [1], 40 jenis diantaranya terdapat di Indonesia [2]. Jenis minyak atsiri yang telah diproduksi dan beredar di pasar dunia saat ini mencapai 70 – 80 macam, 15 macam diantaranya berasal dari Indonesia [3]. Minyak Atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari tanaman yang mempunyai sifat mudah menguap pada suhu tertentu tanpa mengalami diskomposisi. Minyak atsiri bersumber dari setiap bagian tanaman yaitu: akar, kayu, kulit kayu, daun, bunga, buah dan biji. Dimana setiap tumbuhan menghasilkan minyak atsiri dengan aroma spesifik, tetapi tidak semua jenis, hanya tumbuhan yang memiliki sel glandula saja [4].

Propinsi Jawa Tengah memiliki daerah sentra produksi minyak atsiri, untuk beberapa jenis tertentu. Komoditas minyak atsiri yang sudah dikembangkan adalah nilam dan cengkeh sedangkan jenis-jenis lain belum diusahakan secara komersial. Pada tahun 2003 komoditas nilam telah berkembang di delapan Kabupaten yaitu Kabupaten Banyumas, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Temanggung, Brebes, Purworejo dan Kebumen. Namun yang sudah mengusahakan/mengolah minyak daun cengkeh hanya di empat Kabupaten yaitu Kabupaten Banyumas, Kebumen, Boyolali dan Temanggung [5].

Kebun Raya Purwodadi sebagai salah satu lembaga konservasi tumbuhan ex-situ, memiliki peran dan tanggung jawab untuk mengkonservasi tumbuhan, dari kegiatan eksplorasi yang akan dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, pengembangan dan pendidikan. Sampai saat ini Kebun Raya memiliki 27 jenis tanaman penghasil munyak atsiri dan telah mengembangkan (perbanyakan) jenis Sintok (Cinnamomum sintoc), Kenanga (Cananga odorata) dan Cempaka (Michelia champaca) baik dalam upaya budidaya maupun konservasinya [6].

Berdasarkan hal tesebut diatas diperlukan eksplorasi ke Kebumen yang merupakan salah satu daerah yang telah diketahui memiliki sentra produksi minyak atsiri. Sekaligus melakukan inventarisasi jenis-jenis tumbuhan atsiri yang belum dikembangkan secara komersial disana seperti jenis Kenanga, Cempaka dan Sintok.

Penelitian ini diperlukan untuk memberikan informasi penyebaran jenis tumbuhan atsiri lainnya dan tumbuhan yang berasosiasi dengan tumbuhan atsiri tersebut, serta lokasi mana yang sering / masih banyak dijumpai. Informasi yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi dasar dalam penelitian dan pengembangan tumbuhan penghasil minyak atsiri.

METODOLOGI

0g1

Gambar 1. Peta Kabupaten Kebumen

Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kebumen (Gambar 1), pada tanggal 22 – 24 Oktober 2008. Metode yang digunakan adalah eksploratif, pada setiap area dimana dijumpai tanaman atsiri dicatat koordinat dan kondisi lingkungannya (suhu, pH, kelembaban dan ketinggian) serta jenis-jenis tumbuhan yang berasosiasi disekitarnya.

Peralatan yang digunakan adalah peta lokasi, GPS (Merk Germin eTrax Vista) untuk penentuan titik koordinat dan ketinggian, pH meter, higrometer, meteran, tally sheet dan alat tulis. Dari data yang diperoleh dilakukan analisis secara deskriptif untuk jenis jenis yang ditemukan dan faktor lingkungan. Mengambarkan lokasi yang ditemukan digunakan overlay titik koordinat pada GoogleEarth untuk melihat peyebaran tumbuhan atsiri.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geografis

Kebumen Kondisi geografis merupakan dasar dari penataan lingkungan. Lingkungan hidup yang merupakan bagian penting dari ekosistim berfungsi sebagai penyangga kehidupan makhluk dibumi

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Propinsi Jawa Tengah. Terletak pada 7o271-7o501 LS dan 109o331-109o501 BT dengan luas wilayah 128.111,50 Ha atau 1.281,115 Km2 [7, 8]. Kabupaten Kebumen terdiri dari 26 kecamatan yang terbagi atas 449 desa dan 11 kelurahan (Gambar 2). Dengan pusat pemerintahan berada di Kec. Kebumen Dimana Kecamatan yang membawahi desa terbanyak yaitu Kec. Ambal dengan jumlah desa sebanyak 32 desa dan Kec. Kebumen dengan 29 desa/kelurahan. [8].

0g2

Gambar 2. Kecamantan di Kebumen dan jarak dari pusat pemerintahan.

Batas Kabupaten Kebumen Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo dan Wonosobo; Sebelah Utara : Kabupaten Banjarnegara; Sebelah Barat : Kabupaten Banyumas dan Cilacap; serta Sebelah Selatan : Samudera Indonesia. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedang pada bagian utara berupa pegunungan, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu. Di selatan daerah Gombong, terdapat rangkaian pegunungan kapur, yang membujur hingga pantai selatan. Daerah ini terdapat sejumlah gua dengan stalagtit dan stalagmit [7]. Secara umum kondisi beberapa wilayah Kabupaten Kebumen merupakan daerah pantai dan pegunungan, sedangkan sebagian besar merupakan dataran rendah [8].

Curah hujan di Kabupaten Kebumen tercatat sebesar 2.125mm dan hari hujan hanya 87hari. Suhu terendah pada bulan Agustus dengan suhu sekitar 14,2-20,5°C tercatat dengan rata-rata kelembaban udara setahun 75-79% dan kecepatan angin 1,04-2,36 meter/detik [8].

Inventarisasi Jenis Tumbuhan Atsiri

Dari hasil kegiatan diperoleh 73 titik koordinat (plot), dengan jenis Cempaka (Michelia champaca) 5 titik, Kantil (Michelia alba) 5 titik, Kenanga (Cananga odorata) 29 titik, Ylang-ylang (Cananga odorata var. fruticosa) 16 titik dan Sintok (Cinnamomum sintoc) 18 titik, dengan kisaran keliling, tinggi pohon dan lokasi diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1. Selain itu data lingkungan keseluruhan yang tercatat adalah ketinggian tempat 19 – 44 m dpl, suhu udara 28 – 40 oC, kelembaban udara 40 – 90 % dan pH tanah 6,9 – 7.

0t1

Jenis yang ditemukan termasuk dalam suku Annonaceae (Cananga odoratum, Cananga odorata var. fruticosa), Lauraceae (Cinnamomum sintoc) dan Magnoliaceae (Michelia alba, Michelia champaca).

Berdasarkan tinggi dan diameter terbanyak ditemukan, menunjukan bahwa jenis tumbuhan atsiri yang ditemukan tersebut relatif masih muda umurnya. Seperti sintok tinggi 1 m dan diameter 3,16 cm, ylang-ylang tinggi 2 m dan diameter 6,37 cm, kenanga tinggi 7 m dan diameter 6,37 cm dan cempaka tinggi 9 m dan diameter 17,52 cm. Jenis kantil sulit ditemukan kemungkinan sudah tidak banyak yang membudidayakan, sehingga jenis yang ditemukan relatif sudah tua, berdarakan wawancara dengan penduduk setemat umurnya lebih dari 100 tahun karena diameter batangnya berukuran 89,17 cm. Bunga kantil ini telah lama dikenal dan digunakan masyarakat untuk berbagai acara, baik acara biasa maupun yang bersifat magis, ritual atau religius.

Jenis tumbuhan atsiri yang dijumpai pada lokasi tertentu, belum tentu merupakan habitat alami ataupun asli daerah tersebut, kemungkinan dapat berasal dari tanaman budidaya atau penyebaran alami anakan dari tanaman budidaya sebelumnya.

Tumbuhan Asosiasi

Dari 73 titik yang diperoleh hanya 28 titik, yang dilakukan plot melihat kondisi vegetasi dilapangan. Plot berukuran 2 x 2 m untuk inventarisasi jenis-jenis tumbuhan lain yang berasosiasi / hidup disekitar tumbuhan atsiri. Tercatat 29 jenis tumbuhan yang berasosiasi (Tabel 2.) dimana pada Sintok ditemukan 27 jenis, kenanga 13 jenis, ylang-ylang 5 jenis.

Jenis tumbuhan asosiasi yang terbanyak dijumpai untuk jenis kenanga adalah Lepisanthes sp. , ylang-ylang adalah Gnetum gnemon, dan sintok adalah Ardisia humilis dan ficus sp. Sedangkan jenis cempaka dan kantil tidak dijumpai tanaman disekitarnya karena letaknya tidak memungkinkan untuk dilakukan plot, seperti berada pada halaman rumah, tepi jalan atau makam yang hanya ditumbuhi satu jenis itu saja.

0t2

Secara keseluruhan dari tumbuhan asosiasi yang ditemukan, tercatat beberapa jenis memiliki nilai tinggi atau lebih sering ditemukan pada tiap plot adalah Ficus sp., Dyxosilum oroxylum, Terminalia catappa, Ardisia humilis, Lepisanthes sp. dan Gnentum gnemon. Jenis-jenis ini dikarenakan habitatnya di dataran rendah ataupun termasuk dalam tanaman budidaya. Dimana potensi sayur-sayuran Kabupaten Kebumen meliputi bayam, melinjo, terong, petai, kangkung, kacang panjang, tomat, ketimun, dan lombok. Sedangkan potensi buah-buahan meliputi jeruk, pisang, mangga, rambutan, jambu biji, nangka, salak, pepaya, nanas, semangka, bengkoang, durian dan belimbing [8].

Pola Penyebaran Tumbuhan

Kawasan hutan di Kab. Kebumen tercatat 16.861 Ha atau 13,16% dari luas Kabupaten Kebumen [8]. Kawasan ini dikelola oleh perum Perhutani dengan jenis tanaman pinus untuk kebumen bagian utara dan jenis jati untuk bagian barat.

Dari 73 titik tumbuhan atsiri yang ditemukan terbanyak di Kec. Ambal sejumlah 58 titik dan Kec. Mirit 10 titik, sedangkan Kec. Pejagoan, Sruweng, Adimulyo dan Pertanahan masing-masing hanya 1 titik. Lokasi yang ditemukan, dilihat dari tata guna tanah termasuk dalam lahan kering dan pemukiman, dari penggunaan tanah termasuk sawah tadah hujan dan lahan ladang, dengan jenis tanah lotosol dan kemapuan tanah pada kedalaman tanah efektif 60-90 cm.

Curah hujan pertahun untuk Kec. Ambal 2500-3000 mm/th, Kec. Mirit 2000-2500 mm/th sedangkan tiga kecamatan yang lain 3000-3500 mm/th. Dimana lima kecamatan termasuk landai (kemiringan lahan 0 – 2 %), karena berada di sepanjang pantai selatan. Sehingga penyebaran tumbuhan atsiri yang ditemukan yaitu jenis kenanga, cempaka, kantil, ylang-ylang dan sintok, dengan lokasi ditemukan terbanyak di Kec. Ambal dan Mirit memiliki pola kecenderungan di sepanjang pantai selatan Kabupaten Kebumen (Gambar 3).

0g3

Gambar 3. Peta Penyebaran Tumbuhan Atsiri di Kabupaten Kebumen.

KESIMPULAN

Diperoleh 73 titik sebaran tumbuhan atsiri yaitu Cempaka 5 titik, Kantil 5 titik, Kenanga 29 titik, Ylang-ylang 16 titik dan Sintok 18 titik dengan 29 jenis tumbuhan asosiasi yang terinventarisasi, seperti Ficus sp., Dyxosilum oroxylum, Terminalia catappa. Data lingkungan yang tercatat yaitu ketinggian 19 – 44 m dpl, suhu 28 – 40 oC, kelembaban 40 – 90 % dan pH tanah 6,9 – 7. Lokasinya dari Kec. Pejagoan, Sruweng, Adimulyo, Pertanahan, Ambal dan Mirit dengan daerah yang terbanyak ditemukan pada Kec. Ambal. Sehingga pola penyebarannya cenderung di sepanjang pantai selatan Kab. Kebumen.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ketaren S., 1985. Pengantar teknologi minyak atsiri. Balai Pustaka.

[2] Rusli, S dan Hobir. 1990. Hasil penelitian dan pengembangan tanaman minyak atsiri. Simposium I. Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Puslitbang Tanaman Industri – Bogor.

[3] NAFED, 1993. Buyer’s guide to Indonesia Essential Oils. Depatement of Coners, RI.

[4] Agusta,A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia. ITB Bandung

[5] Juhono,TJ. dan Suhirman,S. 2006. Status Pengusahaan Minyak Atsiri Dan Faktor-Faktor Teknologi Pasca Panen Yang Menyebabkan Rendahnya Rendemen Minyak. Buletin Balitro Vol XVII. No. 2.

[6] Irawanto,R. Laksono,R.A. dan Pai. 2008. Inventarisasi Koleksi Tumbuhan Penghasil Minyak Atsiri Di Kebun Raya Purwodadi. Proceeding Seminar Nasional Pokjanas TOI. Puslit Kimia-LIPI. Serpong.

[7] Anonim. 2008. Kabupaten Kebumen. http://id.wikipedia.org/wiki/Kebumen. tanggal akses 19 November 2008

[8] Anonim. 2006. Kebumen Dalam Angka 2006. BAPPEDA dan BPS Kab Kebumen

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.