Minyak Atsiri Indonesia

Dewi Ayu Lestari

POTENSI Pogostemon cablin (Blanco) Benth. SEBAGAI SALAH SATU TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI BESERTA POTENSI LAINNYA

Oleh: Dewi Ayu Lestari

UPT BKT Kebun Raya Purwodadi – LIPI,  Jl. Raya Surabaya – Malang KM. 65 Purwodadi – Pasuruan; Email : chunyang_dee@yahoo.co.id

ABSTRACT

Indonesia is one of the major essential oil produce in the world that necessary effort to increase and conservation plants are having good prospect actually as essential oil. One of them is Pogostemon cablin (Blanco) Benth. or familiar with nilam jawa. Experience of the potential, aim the research is exploration about the other Pogostemon cablin (Blanco) Benth. potentials besides of essential oil with literature study. The utility can be give boost information to the public about the other potentions from Pogostemon cablin (Blanco) Benth. This result showed that Pogostemon cablin (Blanco) Benth. have potentials as essential oil, medicine plants and biopesticide.

Key words : Pogostemon cablin, essential oil, plant

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi menyebabkan banyak terdapat potensi-potensi yang dimiliki oleh beberapa jenis tanaman maupun tumbuhan. Salah satunya adalah sebagai tanaman penghasil minyak atsiri. Sebagai salah satu penghasil minyak atsiri utama di dunia maka perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan terhadap tanaman-tanaman yang memiliki potensi yang prospeknya cukup bagus di masa yang akan datang. Usaha pengembangan minyak atsiri di Indonesia baru 15 jenis tanaman padahal jumlah tanaman yang prospeknya bisa dimanfaatkan sebagai penghasil minyak atsiri ada 45 jenis. Sehingga masih terdapat 30 jenis tanaman yang belum dilakukan pengembangannya.

Salah satunya adalah Pogostemon cablin (Blanco) Benth. atau yang dikenal dengan nilam Jawa. Tanaman ini termasuk dalam Famili Acanthaceae dengan morfologi tanaman berupa herba semusim seperti semak belukar, dengan batang tegak setinggi 75-100 cm, penampakan bunga kecil dan berwarna putih kemerahan. Tanaman ini merupakan tanaman asli dari Asia dan saat ini mulai dibudidayakan di  India, Cina, Indonesia, Malaysia, Filipina, Afrika Barat dan Vietnam[1]. Di mancanegara komoditi olahan nilam (minyak nilam), sangat populer. Dunia mengakui Indonesia (terutama Aceh) sebagai penghasil utama minyak nilam. Tetapi anehnya, tanaman nilam kurang dikenal oleh masyarakat kita.

kemungkinan karena sosok tanamannya memang tidak menarik. Namun di balik sosoknya yang kurang menarik terdapat dugaan bahwa tanaman tersebut memiliki potensi lain selain penghasil minyak atsiri.

Melalui dugaan sementara di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sekaligus melakukan eksplorasi tentang potensi Pogostemon cablin (Blanco) Benth. sebagai penghasil minyak atsiri dan potensi-potensi lain yang belum tergali. Diharapkan dengan mengetahui potensi yang dimiliki oleh Pogostemon cablin (Blanco) Benth. akan memberikan informasi yang lebih banyak dan bermanfaat bagi masyarakat.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kebun Raya Purwodadi melalui studi literatur atau kepustakaan dengan metode jelajah pada bulan Oktober – November 2008. Artinya informasi yang didapatkan diperoleh melalui perpustakaan, internet maupun wawancara secara informal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pogostemon cablin (Blanco) Benth. merupakan sinonim dari Pogostemon patchouli Pellet. (1845), P. comosus Miquel (1859) dan P. javanicus Backer ex Adelb. (1954). Nama daerah dari Pogostemon cablin (Blanco) Benth. adalah nilam wangi (umum), nilam (Aceh), singalon (Batak) untuk di Indonesia. Di Malaysia, tanaman ini biasa disebut dengan dhalum wangi, tilam wangi. Kabling (Tagalog), katluen (Bisaya), kadlum (Bikol, Bisaya, Sulu) adalah julukan Pogostemon cablin (Blanco) Benth. di Filipina. Di Bangkok, Thailand disebut dengan phimsen dan ho[aws]ch[uw][ow]ng untuk sebutan di Vietnam[2].

Pogostemon terdiri dari ± 80 jenis yang distribusinya menyebar dari Asia Tenggara hingga Cina dan Jepang, dengan satu jenis Pogostemon yang berasal dari Australia. Pogostemon cablin (Blanco) Benth. asli diduga berasal dari daerah sekitar Asia Tenggara dan Cina, dengan Filipina sebagai daerah distribusi penyebaran selanjutnya. Budidaya Pogostemon cablin (Blanco) Benth. sebagai minyak atsiri pertama kali dilakukan di Penang (Malaysia) pada abad ke 19 dengan tanaman yang berasal dari Filipina. Pogostemon cablin (Blanco) Benth. mulai introduksi ke Jawa (1895) dan Sumatera (1910). Pada tahun 1920, tanaman tersebut mulai dibudidayakan dan dikembangkan sebagai penghasil minyak atsiri di Aceh (Sumatera Utara).

Tanaman nilam (Pogostemon cablin (Blanco) Benth.) merupakan salah satu dari 150-200 jenis tanaman penghasil minyak atsiri. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 40 – 50 jenis, tetapi baru sekitar 15 spesies yang diusahakan secara komersial. Minyak atsiri juga disebut minyak eteris (essensial oil atau volatile). Dinamai demikian karena mudah menguap pada suhu kamar (25oC) tanpa mengalami dekomposisi. Aroma minyak atsiri umumnya khas sesuai dengan jenis tanamannya. Bersifat mudah larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air[3].

Deskripsi tanaman

Terkait dengan kegunaannya sebagai penghasil minyak atsiri, maka perlu diketahui terlebih dahulu tentang deskripsi tanamannya agar lebih mudah untuk dikenali di lapang. Pogostemon cablin (Blanco) Benth. memiliki morfologi tanaman yang tegak, bersifat aromatik, herba bercabang, tinggi 0,5-1 m. Batang dan cabangnya ditutupi oleh rambut-rambut halus yang pendek. Daunnya tebal sampai tipis bersifat transparan, lembut dan fleksibel (membrane), ovate, 5-10(-14) cm panjangnya dengan lebar 3,5-6,5 (-10) cm, ditutupi dengan daun bendera yang pendek; ujung daun berbentuk mengerucut (acute), melebar pada bagian ujung dan menyempit di bagian pangkalnya (mengerucut), terkadang oblique, selalu rata tidak bergelombang; tepi daunnya kadang bergelombang atau bersudut dengan tangkai daun sebagian double-serrate; panjang tangkai daun 1-3,5 (-6,5) cm, ditutupi oleh rambut-rambut halus. Susunan daunnya 3 atau lebih pada sebuah akhir cabang, 15-30 (-40) cm panjangnya; bagian bawah kadang-kadang verticillate, dengan rambut halus berwarna keunguan, lanceolate, kelopak bunga menyempit, kadang-kadang tersusun dalam satu sisi dalam perbungaan.Calyx berbentuk silinder, panjangnya 4-5 mm, panjang buah 5-6 mm. melebar di kedua ujungnya, ditutupi rambut-rambut halus, tanpa bristles (struktur seperti rambut di kelopak bunga), berjumlah 5. Mahkota bunga berwarna putih, ungu kebiruan atau violet dengan panjang 6-7 mm. Filament tersusun oleh rambut halus. Style bercabang 2 pada bagian ujungnya. Ovary berbentuk elips, 0,6-1 mm panjangnya dengan lebar 0,5-0,6 mm, hitam[4]. Nilam bisa tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi (0 – 1.200 m dpl). Tetapi tanaman tersebut akan tumbuh baik pada ketinggian 10 – 400 m dpl. Nilam tidak membutuhkan banyak air, tetapi juga tidak tahan kering. Suhu yang dikehendaki sebesar 24 – 28°C dengan kelembaban udara lebih besar dari 75% pada curah hujan merata sepanjang tahun sebesar 2.000 – 3.500 mm/ tahun. Potensi Pogostemon cablin (Blanco) Benth.

Pogostemon cablin (Blanco) Benth. telah melalui perjalanan yang panjang sebagai tanaman penghasil minyak atsiri. Daun dari Pogostemon cablin (Blanco) Benth. diekstraksi atau disuling untuk dijadikan minyak atsiri dan biasa dikenal dengan minyak Patchouli. Minyak tersebut biasanya dimanfaatkan dalam pembuatan parfum dan kosmetik[4]. Akhir-akhir ini minyak patchouli digunakan sebagai salah satu zat aditif pada rokok dan tembakau menjadi salah satu komponen yang ditambahkan untuk mengkompensasi kehilangan rasa berdasarkan kandungan minyak ter yang semakin berkurang[2]. Pada dasarnya semua bagian tanaman nilam, mulai dari akar, batang, cabang, dan daun, mengandung minyak atsiri. Tetapi pada umumnya mutu rendemen dari akar dan batang nilam lebih rendah daripada daunnya, sehingga yang lebih banyak dimanfaatkan untuk pembuatan minyak atsiri. Beberapa kandungan bahan kimia dari minyak patchouli antara lain patchouli alcohol (26,7%), α-bulnesene (16,7%), α-guaiene (13,5%), seychellene (8,8%), α-patchoulene (4,5%), β-caryophyllene (4,2%), δ-cadinene (2,4%), pogostol (2,3%), β-patchoulene (2,0%), caryophyllene oxide (0,9%), norpatchoulenol (0,8%), β-elemene (0,7%), α-gurjunene (0,4%), β-pinene (0,3%), 1,10-epoxy-α-bulnesene (0,3%), cycloseychellene (0,2%), α-pinene (0,1%) dan 1,5-epoxy-α-guaiene (0,1%).

Disamping sebagai penghasil minyak atsiri yang digunakan dalam pembuatan parfum dan kosmetik, Pogostemon cablin (Blanco) Benth. juga berpotensi sebagai tanaman obat bagi manusia dan biopestisida. Sebagai tanaman obat, jenis Pogostemon banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Di Cina, cairan hasil rebusan daun digunakan bersama obat lain untuk mengatasi penyakit pusing, mual, muntah, diare, flu dan sakit kepala. Di Filipina, daun yang ditumbuk bisa digunakan untuk menghilangkan nyeri pada saat menstruasi. Manfaat lain bisa sebagai penawar gigitan ular berbisa (Jepang dan Malaysia), sedangkan di Tailand jika beberapa helai daun Pogostemon cablin (Blanco) Benth. ditambah dengan daun jambu dan kulit jeruk bisa digunakan untuk mengurangi rasa mual. Sebagai aromaterapi bisa bermanfaat untuk relaksasi. Beberapa helai daun yang ditambahkan ke dalam bak mandi bisa mengurangi reumatik[2].

Sebuah referensi menyebutkan bahwa minyak nilam bisa untuk bahan antiseptik, antijamur, antijerawat, kulit pecah-pecah, serta ketombe. Termasuk untuk mengurangi peradangan. Bahkan dapat juga membantu mengurangi kegelisahan dan depresi, atau membantu penderita insomnia (gangguan susah tidur). Oleh karena itu, minyak ini sering dipakai untuk bahan terapi aroma. Juga bersifat afrodisiak: yang artinya dapat meningkatkan gairah seksual.

Di India, daun kering nilam juga digunakan sebagai pengharum pakaian dan permadani. Bahkan air rebusan atau jus daun nilam, diduga dapat diminum sebagai obat batuk dan asma. Remasan akarnya untuk obat rematik, dengan cara dioleskan pada bagian yang sakit. Bahkan juga manjur untuk obat bisul dan sakit kepala, dengan cara mengoleskan remasan daun nilam pada bagian yang sakit[3].

Selain bermanfaat untuk aromaterapi lewat minyak atsiri dan tanaman obat, potensi lain yang juga dimiliki oleh Pogostemon cablin (Blanco) Benth. adalah sebagai tanaman biopestisida. Dalam hal ini berarti salah satu atau beberapa bagian tanamannya dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman. Daun dari tanaman nilam ini bisa digunakan sebagai insektisida pada serangga seperti kecoa dan ngengat, bahkan bisa berfungsi sebagai repellent (pengusir) lintah[4]. Hal sama juga disebutkan dalam sebuah literatur bahwa remasan daun tanaman nilam yang telah didiamkan selama semalam dapat digunakan sebagai insektisida nabati[5]. Minyak nilam ini terbentuk melalui proses metabolisme di dalam tanaman. Bagi tanaman nilam, minyak atsiri ibarat feromon yang mampu menarik kehadiran serangga penyerbuk. Sekaligus aromanya dapat mengusir serangga perusak tanaman.

KESIMPULAN

Potensi dari Pogostemon cablin (Blanco) Benth. sebagai penghasil minyak atsiri dapat dimanfaatkan dalam produk kecantikan seperti kosmetik dan parfum melalui minyak Patchouli. Potensi lainnya adalah sebagai tanaman obat bagi manusia serta tanaman biopestisida.

KEPUSTAKAAN

[1] Anonymous. 2008. Patchouli. http://www.en.wikipedia.org. Diakses 18 November 2008.

[2] L.P.A. Oyen dan Nguyen Xuan Dung. 1999. Plant Resources of South-East Asia (PROSEA). Essential-Oil Plants. No.19. Bogor Indonesia. 151 pp.

[3] Anonymous. 2005. Sekilas Tentang Tanaman Nilam. Non Timber Forest Product. http://www.ntfp.or.id. Diakses 17 November 2008.

[4] Ken. 1978. Flora Malesiana. Series I. Spermatophyta Flowering Plants. Vol.8 Parts 3 Revision. Netherlands. 353 pp.

[5] Ramlan, Aseng dan Iin Supartinah Noer. 2002. Eksplorasi Informasi Keanekaragaman Jenis, Potensi dan Pemanfaatan Tumbuhan Bahan Pestisida Alami di Propinsi Jawa Barat dan Banten. Berita Biologi. Vol. 6 (3). Jurnal Ilmiah Nasional. Pusat Penelitian Biologi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Bogor.

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.