Minyak Atsiri Indonesia

Nanan Nurdjannah

MINYAK YLANG –YLANG DALAM AROMATERAPI DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI INDONESIA

Oleh: Nanan Nurdjannah;  Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

ABSTRAK

image nn

Ylang-ylang (Cananga odoratum forma genuina) tanaman berbentuk pohon yang menghasilkan miyak atsiri, sekerabat dengan kenanga (Cananga odoratum forma macrophylla), termasuk dalam famil Annonaceae. Kedua macam bunga tersebut sudah sejak lama digunakan sebagai pewangi dan hiasan, misalnya dalam upacara-upacara keagamaan karena baunya yang harum. Dari bunga ylangylang dapat diperoleh minyak ylang-ylang dengan cara destilasi. Rendemen yang diperoleh sekitar 1,5 samai 2,5 %, berarti dari 100 kg diperoleh sekitar 1,5 sampai 2,5 liter minyak ylang-ylang. Di pasar dunia minyak ylang-ylang biasa diperdagangkan dalam 4 jenis mutu, yaitu mutu Ekstra, I, II dan III. Keempat jenis mutu tersebut diperoleh dari satu kali penyulingan dengan berbagai tahapan waktu pengambilan minyak. Aroma minyak ylang-ylang lebih lembut dari minyak kenanga karena kandungan ester dan linalolnya yang tinggi, dimana minyak ylang-ylang mutu III sama kualitasnya dengan minyak kenanga. Sifat kimia yang sangat mempengaruhi mutu dan selalu dipertimbangkan olah para konsumen adalah bilangan ester dan bilangan penyabunan yang tinggi. Istilah aromaterapi ini belum lama berkembang di Indonesia, namun sebetulnya aromaterapi sudah sejak dahulu dilakukan oleh nenek moyang kita. Minyak ylang-ylang dalam aromaterapi dikenal sebagai antidepresan, dapat membuat tubuh menjadi rileks, menyeimbangkan perasaan, meningkatkan spirit. Lebih jauh ylang-ylang dicampur dengan minyak melati atau ros dapat dipakai untuk pengobatan masalah seks, terutama yang disebabkan karena kurang percaya diri. Sebagai bahan aromaterapi, produknya dapat berbentuk minyak yang digunakan untuk masasse, sabun mandi maupun ” room spray”. Minyak ylang-ylang mutu Ekstra dipakai sebagai bahan pewangi pada pembuatan parfum dengan kualitas tinggi yang mahal harganya. Pertanaman ylang-ylang terdapat di Jawa Barat dan Jawa Timur, yang luas terdapat di Malingping, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten, milik Perhutani, seluas 502 Ha. Dengan meningkatnya industri kosmetik dan aromaterapi baik didalam negri maupun luar negri, minyak ylang-ylang berpotesi untuk dikembangkan baik untuk keperluan didalam negri maupun ekspor.

PENDAHULUAN

Ylang-ylang (Cananga odoratum forma genuina) merupakan tanaman berbentuk pohon yang menghasilkan minyak atsiri. Tanaman ini sekerabat dengan kenanga (Cananga odoratum forma macrophylla,), ke duanya termasuk familia Annonaceae. Tanaman kenanga sudah lama dibudidayakan di Indonesia, sedangkan tanaman ylang-ylang belum lama dikembangkan. Aroma minyak ylang-ylang yang diperoleh dari bunga ylang-ylang lebih lembut dan wangi dari minyak kenanga karena kandungan ester dan linalolnya yang lebih tinggi (Guenther, 1952 dan Rusli etal., 1987). Ylang-ylang berasal dari Asia, Australia, dan beberapa pulau di Pasifik, yang kemudian diintroduksi ke Afrika, China, India dan Amerika. (Oyen and Dung, 2 1999; Betge, 2005). Bunga ylang-ylang sudah sejak dahulu digunakan sebagai pewangi maupun sebagai hiasan ( Oyen and Dung, 1999; Bown , 2001).

Minyak ylang-ylang diperolah dari bunga ylang-ylang dengan cara destilasi. Rendemen yang diperolah sekitar 1,5 sampai 2,5 % berarti dari 100 kg bunga diperoleh sekitar1,5 sampai 2,5 liter minyak ( Genzor, 1978). Di pasar dunia diperdagangkan dalam 4 jenis mutu yaitu ; Ekstra, I, II dan III. Pembeda keempat jenis mutu tersebut adalah interval waktu pengambilan minyak selama proses penyuligan (Anon, 1970 dan Guenther, 1952).

MINYAK YLANG-YLANG

Minyak ylang-ylang diperoleh dari bunga ylang-ylang yang sudah mekar, berwarna kuning dengan cara destilasi uap. Proses destilasi biasa dilakukan secara fraksi, menjadi 3 atau 4 fraksi yang membedakan mutu dan pemakaiannya. Destilasi dihentikan pada beberapa tahap waktu, kemudian minyak yang dihasilkan pada tiap tahapan diambil. Tiap penyuling mempunyai determinasi dan pertimbangan sendirisendiri mengenai tahapan tersebut sehingga terdapat rentang mutu yang berbeda antara satu penyuling dengan penyuling lainnya. Ada yang membagi menjadi 5 tingkatan mutu ( Super, Extra, I, II dan III), namun ada juga yang membagi menjadi 4 tingkatan mutu (Extra, I, II dan III). Disamping itu ada juga yang menyuling ylang-ylang tanpa tahapan waktu, yang hasilnya biasa disebut dengan ”Ylang-ylang Complete” (http://www.naturegift.com/essential/description.Y.htm).

Minyak yang diperoleh dari fraksi pertama biasa disebut dengan mutu Extra biasanya sekitar 40% dari keseluruhan minyak yang dihasilkan, dan mempunyai odor (bau) yang manis, eksotik, mengandung sedikit bau melati dan wangi cengkeh yang biasa digunakan dalam pembuatan parfum berkelas tinggi. Fraksi berikutnya adalah minyak dengan mutu yang lebih rendah dan nilai odor (bau) yang lebih rendah pula yang biasanya digunakan dalam pembuatan produk kosmetik lain, sabun dan deterjen (Genzor, 1978). Fraksi pertama terutama terdiri dari ester-ester dan eter-eter, sedangkan yang terakhir sebagian besar terdiri dari sesquiterpen (http://www.naturagift.com/essential/description.y.htm).

Sama halnya dengan minyak atsiri lainnya, rendemen dan mutu minyak ylang-ylang selain dipengaruhi oleh cara penyulingan, juga dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh tanaman, waktu petik bunga, kematangan bunga, penanganan bunga sebelum penyulingan dan lain-lain. Bunga yang dipetik pagi hari kandungan dan mutu minyaknya lebih tinggi dibanding yang dipetik siang hari. Begitu pula halnya bunga yang dipetik pada musim kemarau baik mutu maupun kadar minyaknya lebih tinggi dibanding bunga yang dipanen pada musim hujan (Balittro, 1998 dan Genzor, 1978). Penyulingan yang dilakukan dengan cara setengah dikukus dimana sebagian dari bunga terendam air, dan pengambilan minyak dilakukan pada selang waktu ; 2 jam pertama, 4 jam dari pengambilan minyak pertama, 6 jam setelah pengambilan minyak kedua, dan 8 jam setelah pengambilan minyak yang ketiga, menghasilkan minyak dngan sifat fisika-kimia yang berbeda satu dengan lainnya. Rendemen minyak yang diperoleh sekitar 1,5% (Balittro, 1998 ; Genzor, 1078).

Hasil analisis minyak menunjukkan fraksi pertama mengandung benzaldehid, linalool, beta-kariofilen, alfa-humulen, benzil format, benzil asetat, geranil asetat, benzil alkohol, safrol dan iso-eugenol. Fraksi lainnya mempunyai kandungan yang hampir sama dengan fraksi pertama dalam jumlah yang berbeda-beda, namun tidak mengandung benzaldehid dan alfa-humulen (Balittro, 1998). Namun menurut hasil analisis Price (1993), komponen dalam ylang-ylang adalah linalol, farnesol, geraniol, geranial, benzyl acetat, geranil asetat, eugenol, metil chavikol, pinen betacariofilen, farnesen.

Untuk minyak ylang-ylang, sifat kimia yang sangat mempengaruhi mutu dan selalu dipertimbangkan oleh para konsumen adalah bilangan ester dan bilangan penyabunan yang tinggi. Bunga yang masih hijau dan yang sudah kuning, dari segi rendemen tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, namun dari segi bilangan ester dan bilangan penyabunan, bunga yang kuning mempunyai nilai yang lebih tinggi. Dengan demikian minyak ylang-ylang yang diperoleh dari bunga yang sudah kuning akan menghasilkan minyak dengan mutu yang lebih tinggi daripada bunga yang masih hijau, sehingga untuk mendapatkan minyak ylang-ylang dengan mutu 4 yang tinggi supaya dihindari penggunaan minyak yang masih hijau dan sesedikit mungkin bunga yang masih hijau kekuningan yang tercampur (Balittro, 1998).

Penundaan penyulingan sangat berpengaruh terhadap mutu minyak yang dihasilkan terutama untuk fraksi yang keluar pada 2 jam pertama. Penundaan waktu penyulingan menyebabkan bunga layu dan minyak yang dihasilkan mempunyai nilai bilangan penyabunan yang rendah. Karena itu penyulingan bunga ylang-ylang sebaiknya dilakukan sesegera mungkin sesudah pemetikan, dan kalaupun tidak dapat dihindarkan sebaiknya penundaan waktu tersebut tidak lebih dari 3 jam.

MINYAK YLANG-YLANG DAN AROMATERAPI

Aromaterapi

Istilah aromaterapi belum lama berkembang di Indonesia, namun sebetulnya aromaterapi sudah sejak dahulu dilakukan oleh nenek moyang kita. Ini bisa dirasakan pada waktu melayat orang meninggal. Ruangan disekitar rumah duka dipenuhi keharuman mawar. Sifat wangi mawar sebagai anti depresan akan membuat orang-oang disekitarnya menjadi lebih tenang. Keharuman mawar selain menenangkan juga menimbulkan gairah, karena itu mawar adalah salah satu kelengkapan yang dipakai dalam upacara adat perkawinan. Baru pada tahun 1928 penggunaan istilah aromaterapi dipopulerkan oleh Rene Gattefosse di Perancis (Anon., 2003). Pada ”Perang Dunia II” minyak atsir untuk aromaterapi digunakan untuk pengobatan yang digunakan secara internal, yaitu diminum atau dimasukkan ke organ tubuh. Karena itu aromaterapi adalah istilah moderen untuk pengetahuan kuno ( Primadiati R. Dalam Anon., 2003).

Wewangian ada hubungannya dengan emosi. Hal ini sudah dibuktikan bahwa orang yang dikelilingi oleh aroma yang menyenangkan akan merasa nyaman dan mempunyai rasa percaya diri yang lebih tinggi. Selain itu beberapa minyak atsiri diduga mempunyai hormon daya tarik (pheromone) yang tinggi. Contohnya minyak melati mempunyai unsur kimia yang sama dengan unsur dalam keringat manusia yang menurut para cendekiawan mempunyai hormon daya tarik (pheromones). Lebih jauh telah banyak dibuktikan efek sensuality dan kekuatan aroma dalam menenangkan perasaan, meningkatkan percaya diri, menstimulasi 5 imaginasi, dan lebih jauh lagi, mempunyai daya mengobati (Wilson R., 1995; Tisserand, 1985). Aromaterapi sekarang digemari karena kesadaran efek samping pemakaian obat kimia.

Aromaterapi adalah suatu cara penyembuhan kesehatan dengan menggunakan bahan alamiah berupa miyak atsiri dari tetumbuhan. Penyembuhan dengan aromaterapi ini merupakan tindakan holistik internal dan eksternal atau tidak hanya mengobati gejala penyakit yang tampak. Dengan pendekatan holistik, pengobatan terhadap individu satu tidak akan sama dengan yang lain, karena setiap individu itu berbeda, bahkan pada orang kembar sekalipun. Setiap karakter membutuhkan minyak atsiri yang berbeda, misalnya untuk orang yang pemarah akan diberikan minyak yang bisa menenangkan ( Primadiati dalam Anon., 2003). Dengan kata lain aromaterapi dapat memberikan efek secara fisik maupun psikis. Pengaruh psikis dari aroma dapat berlangsung cepat, mungkin membuat relaks atau menstimulasi, tergantung dari pengalaman individu sebelumnya dan komposisi kimia dari minyak atsiri yang digunakan. Penggunaan miyak atsiri dalam aromaterapi dapat secara inhalasi, dapat juga dioleskan secara langsung pada kult dan akan memberi pengaruh psikis dengan cepat seperti mendinginkan atau menghangatkan (Buckle, 2003). Penelitian-penelitian ilmiah yang mendukung manfaat aromaterapi membuat semakin banyak orang berpaling memilih pengobatan cara alami ini.

Minyak ylang-ylang dalam aromaterapi

Minyak atsiri mengandung bahan kimia asli berupa zat antiseptik seperti fenol dan alkohol dan molekul-molekul lain yang mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan bau harum. Molekul-molekul yang menyebarkan wangi tersebut dapat ditiru di laboratorium menggunakan bahan sintetis berasal dari minyak bumi, namun demikian hasilnya berbeda dengan minyak atsiri, dimana minyak atsiri disamping mengandung molekul wangi, juga mengandung molekul yang menyembuhkan. Disamping khasiat antioksidan, molekul-molekul alam dapat meningkatkan kekebalan tubuh secara alami (Primadiati dalam Anon., 2003). Penelitian menunjukkan bahwa bahan pewangi dapat memberikan perubahan pada aktifitas elektromagnetik dari otak, denyut jantung, kualitas mental dan fisik, mood, tekanan darah, otot yang tegang, dan temperatur kulit (Hongratanaworakit, 2004).

Minyak ylang-ylang yang dikenal sebagai antidepressi, dalam pengobatan secara aromaterapi dapat membuat rileks badan, menyeimbangkan perasaan dan meningkatkan spirit. Lebih jauh Ylang-ylang dicampur dengan jasmin atau ros dapat dipakai untuk pengobatan masalah seks, terutama yang disebabkan karena kurang percaya diri. Secara fisik dipakai untuk menurunkan tekanan darah, melemaskan otot yang tegang dan untuk pengobatan gejala datang bulan (PMS) dan gejala menopause. Untuk perawatan muka, minyak ylang-ylang menolong menyeimbangkan produksi lemak yang sangat baik untuk kulit berminyak. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan bakteria yang seringkali menimbulkan jerawat, mengobati eksim dan menghilangkan gatal karena gigitan serangga. Untuk rambut, dapat menstimulasi pertumbuhan rambut dan baik untuk ditambahkan pada sampo atau pelembab. Dalam penggunaannya, minyak ylang-ylang biasa dikombinasikan dengan minyak bergamot, lavender, lemon, narcissus, Neroli, Palma Rosa, Sandalwood dan Akar wangi (http://www.naturegift.com/essential/description.y.htm ; Anonymous,2005; ; Parrotta, 2001).

Perasaan stress dapat hilang sebanyak 50 % dengan menghirup minyak ylang-ylang, yang akan berhubungan dengan penurunan denyut jantung dan tekanan darah serta meningkatnya perhatian dan daya tanggap (alertness) orang yang menghirupnya (Fruend, 1999 dalam Buckle, 2003 ; http: http://www.Stevenfoster.com/). Hal ini sudah dibuktikan dengan penelitian pada tikus dan kelinci putih (Kim et al., 2003) bahkan pada manusia (Hongratanaworakit and Buchbauer, 2004). Namun hasil-hasil penelitian tersebut perlu dikaji ulang lagi.

Walaupun minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pengobatan dalam aromaterapi, namun penggunaannya harus diawasi karena pada konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan. Selain itu ada juga yang alergi terhadap suatu komponen tertentu dari minyak atsiri maupun minyak atsirinya sendiri yang dapat menimbulkan penyakit kulit, seperti ; geraniol, cinnamic aldehid, benzaldehid, linalool, minyak neroli, terpen dari minyak jeruk, minyak cendana, serai dapur, absolut melati dan Ylang-ylang (Susun et al., 2005; Frosch et al., 2002). Produk minyak lang-ylang dalam pengobatan aromaterapi dapat berbentuk minyak untuk masasse, sabun mandi maupun ”room spray”.

Minyak ylang-ylang kwalitas extra dipakai sebagai pewangi dalam pembuatan parfum dengan kualitas tinggi yang mahal harganya seperti ”Aqua di Gio” dari Giorgio Armani, ”Poison” dari Christian Dior atau ”Champ Elysee” dari Guerlin (Genzor,1978). Minyak ylang-ylang dapat digunakan secara sendiri tanpa campuran yang lain, namun dapat pula dicampur (blended) dengan bahan pewangi lain seperti jasmin, ros, bergamot, lemon atau cendana. Minyak ylang-ylang memberikan aroma yang elegant dan hangat pada parfum yang dihasilkan.”.

POTENSI MINYAK YLANG-YLANG DI INDONESIA

Ylang-ylang masih satu species dengan bunga kananga hingga masyarakat sering menyebutnya sebagai kenanga Filipina. Baik kenanga maupun ylang-ylang dipakai sebagai salah satu bahan pewangi parfum. Kwalitas minyak ylang-ylang lebih baik daripada kananga sehingga harganya lebih mahal. Kalau harga minyak kananga Rp 250.000,- / kg, maka minyak ylang-ylang mencapai Rp 500.000,- / kg (Rahadi, 2003). Di Filipina 3 kg bunga pada tahun 2003 dapat dijual dengan harga sekitar US $ 0,90 (Bethge, 2005). Dalam bentuk minyak 1 liter dapat dijual dengan harga antara US $ 134 sampai US $ 179 tergantung dari kualitasnya (Anonymous, 2005a).

Kananga dan ylang-ylang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari segi kualitas minyak ylang-ylang jauh lebih baik sehingga harganyapun jauh lebih mahal daripada kananga. Namun demikian dari segi produksi bunga dan rendemen minyak atsirinya, ylang-ylang lebih rendah daripada kananga. Satu pohon ylang-ylang hanya menghasilkan 50 kg bunga / tahun, sedangkan kananga sampai 200 kg / tahun. Rendemen minyak kananga sekitar 2,5 % sedangkan minyak ylang-ylang hanya 1,5 %, sehingga satu pohon ylangylang dapat menghasilkan 0,75 kg minyak / tahun, sedangkan kananga 4 kg /tahun. Keuntungan lain dari ylang-ylang adalah dalam satu hektar populasi ylang-ylang dapat mencapai maksimal 400 pohon (rata-rata hanya 200 pohon), sedangkan kenanga hanya 100 pohon. Dengan demikian secara ekonomis ylang-ylang lebih unggul.

Di Jawa Barat pertanaman ylang-ylang terdapat di Sukamulya (Sukabumi), Ciminyak (Sukabumi), Subang, Sumedang, Cirebon, dan Kuningan. Sejak pertengahan tahun 1990 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) dan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banten telah membuka kebun ylang-ylang di Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Malingping, Kabupaten Lebak, Propinsi banten. Pertanaman tersebut merupakan kebun yang paling luas (502 Ha). Tahun 2000 kebun tersebut telah mulai menghasilkan bunga (Gusmailina et al., 2005). Dengan asumsi produksi bunga 50 kg /pohon/tahun (pada puncak produksi mulai tahun ke 6, masa berbuga 100 hari / tahun) dan 200 pohon per ha, serta 90% yang berproduksi dengan rendemen rata-rata 1,5%, maka dari 502 Ha tanaman ylang-ylang dapat diproduksi sekitar 6,777 kg minyak ylang-ylang / tahun (Balittro, 1998).

Kebutuhan minyak ylang-ylang dunia relatif kecil, yaitu sekitar 120-130 ton tiap tahun. Kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh Comoro antara 80-100 ton. Dipasar dunia minyak kananga dengan mutu yang baik dapat mensubstitusi minyak ylang-ylang kelas III, karena itu pada sekitar tahun 1980, pada waktu produksi ylang-ylang dunia merosot, minyak kananga banyak diminta oleh pasar dunia (Balittro, 1995). Namun demikian ekspor minyak kananga dari Indonesia sejak tahun 1980 terus merosot, dari 50 ton pada tahun 1995. Merosotnya ekspor minyak kenanga antara lain disebabkan oleh lambatnya peremajaan pohon, sehingga petani penyuling sulit memperoleh bahan yang baik, serta harga minyak yang rendah karena mutunya yang kurang baik, sehinga tidak dapat bersaing dengan minyak ylang-ylang mutu kelas III di pasar dunia. Data ekspor minyak kananga untuk tahun diatas 1995 tidak tersedia, kemungkinan karena jumlah ekspornya yang sangat sedikit, sehingga digabung dengan minyak atsiri lainnya.

Melihat kebutuhan ylang-ylang dunia yang belum terpenuhi semua, pasaran cukup terbuka dalam batas tertentu, bila dapat memenuhi mutu yang diinginkan. Bila Indonesia dapat merebut pangsa pasar sebanyak 50 ton / tahun, dan pasar tersebut telah dipenuhi oleh minyak kenanga sebanyak 25-30 ton / tahun, maka Indonesia masih berpeluang untuk memperoleh pangsa pasar untuk minyak ylang-ylang sebanyak kurang lebih 25 ton / tahun. Dengan demikian pertanaman ylang-ylang didaerah Malingping kalau dapat diusahakan dengan baik dapat memasok sebagian kekurangan ekspor minyak kenanga Indonesia, atau bahkan dapat memasok pasar dunia sebagai minyak ylang-ylang.

Pemasaran produk baru dari suatu negara dipasar dunia tidak begitu mudah, mengingat para pengguna di luar negri telah memiliki standar tertentu dalam produk akhirnya. Untuk memasarkan minyak ylang-ylang dapat ditempuh dua cara, yaitu Cara Pertama. Mengingat minyak kenanga Indonesia umumnya digunakan sebagai substitusi minyak ylang-ylang kelas III, maka ada kemungkinan minyak ylang-ylang dipasarkan sebagai minyak kenanga mutu tinggi yang dapat mensubstitusi minyak ylang-ylang mutu kelas II atau kelas I. Cara kedua. Dengan memproduksi minyak lang-ylang mutu kelas Ekstra, I, II dan III, kemudian contohna dikirim ke berbagai negara konsumen untuk diuji. Dengan meyakinkan konsumen bahwa Indonesia dapat menjamin kesinambungan pasokan, sehingga dapat memasuki pasar dunia sebagai produk minyak ylang-ylang.

Jumlah penggunaan dan kebutuhan minyak ylang-ylang maupun kenanga serta minyak atsiri lainnya di Indonesia tidak tersedia datanya. Namun kalau dilihat dari segi perkembangan industri kosmetik, sabun, lebih-lebih telah berkembangnya praktek aromaterapi di Indonesia, pasar dalam negri ini perlu dipertimbangkan. Kalau dilihat dari data impor, Indonesia masih mengimpor bahan-bahan untuk industri-industri diatas termasuk minyak atsirinya. Sehingga pengembangan produksi minyak ylang-ylang perlu dipertimbangkan tidak hanya untuk ekspor saja namun juga untuk penggunaan didalam negri terutama untuk substitusi impor minyak atsiri.

KESIMPULAN

Minyak ylang-ylang dipakai dalam aromaterapi karena mempunyai efek rileks dan sebagai anti depressi, sehingga dapat membuat rileks badan, menyeimbangkan perasaan dan meningkatkan spirit, serta sebagai obat kuat. Selain itu minyak ylang-ylang bersifat antibakteri, menyeimbangkan produksi minyak dikulit dan dapat menyuburkan rambut. Minyak ylang-ylang kwalitas ekstra digunakan dalam parfum kualitas tinggi, memberikan wangi yang khas dan sensual.

Ylang-ylang merupakan tanaman yang sudah berkembang di Indonesia dan mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan. Namun demikian, sampai sekarang penanganan terhadap tanaman ini belum dilakukan dengan semestinya.

Mengingat kebutuhan dunia akan minyak ylang-ylang akan tetap ada, industri kosmetik , farmasi dan aromaterapi yang terus berkembang, menurunnya produksi minyak kananga yang membutuhkan waktu yang tidak sedikit untuk meningkatkannya kembali, nilai minyak ylang-ylang yang lebih tinggi dari kananga, serta sudah tersedianya tanaman ylang-ylang dalam luasan yang cukup besar, maka pengembangan produksi minyak ylang-ylang perlu dipertimbangkan tidak hanya untuk ekspor saja namun juga untuk penggunaan didalam negri terutama untuk substitusi impor minyak atsiri.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 2003. Aromaterapi pengobatan kuno yang populer kembali. Kompas Cyber Media, 28 Mei 2003.

Anonymous, 2005. The essential Oil Corner………Ylang Ylang. Newsletter builder. Holistic Health insights, September 2005.htm

Anonymous, 2005a. Ylang-ylang (Cananga odorata). http://www.Stevenfoster.com/. Accessed july 18, 2005

Anonymous, 2005. Ylang Ylang fractional distillation http://www.naturegift.com/essential/description.y.htm.

Anonymous, 2005. Ylang-ylang. http://en.wikipedia.org/wiki/Ylang-ylang.

Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, 1998. Laporan Penelitian Penanganan dan Penyulingan Bunga Ylang-ylang. Kerjasama Perum Perhutani dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Buckle j., 2003. Aromatherapy: What Is It ? Herbal Gram. The Journal of the American Botanical Council ; 57 : 50-56

Bethge W., 2005. The perfume-Tree Ylang-Ylang. http://home.arcor.de/be/bethge/ylangeng.htm. Accessed july 18

Bown D., 2001. The Herbs Society of Amercan New Encyclopedia of Herbs and Their Uses. London: Dorling Kindersley Ltd ( dalam Ylang-ylang, http://ww.Stevenfoster.com/)

Fruend D., 1999. Does ylang-ylang inhalation have a hypotensive effect on unmedicated resting blood pressure in individuals with borderline hypertension ? (unpublished dissertation), Cited in Buckle J. Clinical Aromatherapy 2nd Genzor, J., 1978. Von der duftenden Blume Ylang-Ylang. Philippinische Marrchen, Hanau/Main, p. 86

Gusmailina, Zulnely dan E. Suwardi Sumadiwangsa, 2005. Prospek dan permasalahan ylang-ylang . Prosiding Ekspose Hasil-Hasil Litbang Hasil Hutan: Penguatan Industri Kehutanan Melalui Peningkatan Efisiensi, Kualitas dan Diversifikasi Produk Hasil Hutan : Halaman 165-171

Frosch, P.J., J.D.Johansen, T.Menne, C. Pirker, C.C.Rastogi,, K.E.Andersen, M.Bruze, A.Goossens, J.P.Lepoittevin and I.R.White, 2002. Further important sensitizers in patients sensitive to fragrances. Reactivity to essential oil. Contact Dermatitis. Vol. 47 issue 5; p279

Hongratanaworakit T., G. Buchbauer, 2004. Evaluation of the harmonizing effect of ylang-ylang oil in human after inhalation. Planta Med.; 70:632-636

Kim HJ, HM Yang, DH Kim, HG Kim, WC Jang, dan YR Lee, 2003. Effect of ylang-ylang essential oil on the relaxation of rat bladder muscle in vtro and white rabbit bladder in vivo. J Korean Med Sci.; 18(3): 409-414

Oyen LPA, NX Dung, ed., 1999. Plant Resource of South-East Asia. Vol19. Bogor, Indonesia: PROSEA Foundation

Parrotta J.A., 2001. Healing Plants of Peninsular India. New York : CAB International Publishing (http://www.Stevenfoster.com/ )

Rahadi F., 2003. Ylang-ylang untuk meraih dollar. Kompas, Inspirasi, 17 Desember 2003

Susun A., A.Y Lee, C. H. Lee, D.W.Kim, J.H. Hahm, K.J. Kim, K. C. Moon, Y.H.Won, Y.S.Ro and H.C. Eun, 2005. Fragrance contact dermatitis in Korea: a joint study. Contact Dermatitis. Vol.53 Issue 6; p 320

Tisserand, R., 1985. The Art of Aromatherapy (Revised Edition). Rochester: Healing Arts Press; p.308

Wilson, R., 1995. A complete guide to understanding & using aromatherapy for vibrant health and beauty. Gardevn City : Avery Publishing Group, p16

Profil

Sumber: http://www.litbang.deptan.go.id/peneliti/one/1036/

Nama Ir. Nanan Nurdjanah S.
Unit Kerja: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian
Pendidikan: S1
Jabatan: Peneliti Madya
Bidang Penelitian: Teknologi Pascapanen
E-mail: bb_pascapanen@litbang.deptan.go.id, nanan_july@yahoo.com
Komoditas Tanaman Perkebunan, Tanaman Rempah, Atsiri

Ir. Nanan Nurdjannah mendapatkan Sarjana Teknologi Pertanian (Jurusan Teknologi Hasil Pertanian) pada tahun 1974 dari Institut Pertanian Bogor, Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian. Disamping pendidikan formal telah mengikuti training jangka pendek di dalam maupun luar negeri, diantaranya di Montpellier, Prancis tahun 1978, Research Management Enhancement Course di LPM, Institut Pertanian Bogor tahun 1993 dan “Supercritical Fluid Extraction” di Cornel University, Ithaca, USA tahun 1990-1991. Yang bersangkutan saat ini menjabat sebagai peneliti di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian sejak tahun 2001. Sebelumnya menjabat peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor dari ahun 1986 sampai 2001 dan sebagai peneliti pada Lembaga Penelitian Tanaman Industri dari 1975 sampai dengan 1980.

Jenjang fungsional Ahli Peneliti Madya diperoleh pada tahun 2002 dengan ketertarikan dalam penelitian bidang Teknologi Hasil Pertanian. Selain itu juga aktif mempublikasikan karya ilmiah dan hasil penelitian lebih dari 60 makalah dalam bahasa Indonesia dan Inggeris, baik sebagai penulis tunggal atau co-author yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah, semi ilmiah, prosiding, baik dari lembaga/instansi di dalam ngeri maupun luar negeri. Disamping itu juga menjadi anggota Dewan Redaksi beberapa jurnal ilmiah dan penyunting prosiding seminar ilmiah dan monograf. Disamping itu menghadiri seminar dan konfrensi baik di dalam maupun di luar negeri. Kegiatan organisasi yang diikuti adalah Masyarakat Rempah indonesia (MaRI), Persatuan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) dan Persatuan Mikrobiologi Indonesia (PERMI)

1 Comment »

  1. THIS IS A GREAT INFORMATION.
    a complete details

    Comment by ziere — September 8, 2015 @ 9:57 pm


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.