Minyak Atsiri Indonesia

Diratpahgar Deptan

PENGOLAHAN HASIL DAN ANALISA USAHA TANAMAN MENTHA

I. PENDAHULUAN

Untuk memperoleh minyak mentha (Mentha arvensis), terna yang telah dipanen, dijemur, kemudian disuling. Dari minyak mentha (cornmint oil) dapat diolah menjadi menthol dan dimentholized oil (DMO). DMO dapat digunakan sebagai substitusi minyak perment (perment oil) yang dihasilkan dari Mentha piperita. Jenis M. Arvensis var. Ryokubi, Taiwan dan Jombang mampu beradaptasi di dataran rendah dengan pertumbuhan tegak dan dapat berbunga. Kebutuhan bahan baku untuk produk berbasis mentha seluruhnya masih diimpor. Pada Tahun 2005, Indonesia mengimpor minyak permen sebanyak 345 ton/th dengan nilai 3.99 juta US$ dan kristal menthol 483 ton /th dengan nilai 4.6 juta US$.

II. PASCA PANEN

Setelah terna dipanen, kemudian diseleksi, untuk selanjutnya dijemur + 2 jam setiap hari pukul 08.00-10.00 dengan cara membolak-balik terna, kemudian dijemur secara kering angin ditempat yang teduh dan kering. Terna diusahakan jangan sampai busuk, karena berpengaruh terhadap aroma minyak yang dihasilkan. Penjemuran terna dilakukan selama ± 3 hari hingga beratnya susut mencapai ½ – 1/3 dari terna segar atau dengan kadar air sekitar 30-35%. Penjemuran disiang hari dan terkena langsung matahari harus dihindari karena minyak mentha bersifat volatil (mudah terbang/menguap).

I II. PENGOLAHAN

Minyak mentha disuling dari terna yang telah kering. Setelah kering angin, terna dengan kadar air sekitar 30-35% kemudian disuling dengan cara uap langsung (steam distillation), selama 2 jam dengan tekanan – atmosfer diketel atau dengan dikukus selama 6 jam.

Minyak yang dihasilkan dari penyulingan kemudian dipisahkan dari airnya dan dikeringkan dengan NA2SO4 anhidris dan terakhir disaring. Hasil minyak dihitung sebagai produksi minyak sehingga dapat diketahui rendemen dan kadar minyaknya. Minyak dapat dianalisa untuk mengetahui mutu minyaknya. Kadar menthol dianalisa dengan GC (Gas Chromatografi) dan isolasi menthol dengan cara pendinginan dan penyabunan (Ma’mun, 1993).

IV. ANALISA USAHA

Kelayakan usahatani mentha sangat dipengaruhi oleh harga terna mentha. Semakin tinggi harga terna mentha semakin besar penerimaan usahatani yang berarti semakin layak usahatani tersebut. Akan tetapi harga terna ini sangat dipengaruhi oleh harga minyak mentha yang terjadi. Biasanya semakin tinggi harga minyak mentha, maka semakin tinggi pula harga ternanya. Karena keterkaitan yang erat tersebut maka analisis finansial mentha ini mengkaji kelayakan finansial usahatani mentha dan agroindustri penyulingan minyak mentha. Asumsi yang digunakan pada analisis finansial usahatani mentha adalah teknologi anjuran dengan luasan 1 ha untuk satu kali periode tanam yaitu 8 bulan. Sedangkan asumsi pada analisis agroindustri penyulingan mentha adalah kapasitas alat 1.000 liter atau 100 kg kering terna mentha per kali suling dengan periode usaha 5 tahun yaitu masa umur pakai alat suling yang digunakan. Asumsi lainya adalah discount faktor yang digunakan sebesar 18% per tahun atau 1,5% per bulan.

A.Analisis Finansial Usahatani

Analisis finansial usahatani mentha memperlihatkan dengan harga terna sebesar Rp.500/kg basah NPV sudah positif dengan B/C ratio lebih besar daripada satu dan IRR per bulan lebih dari 1,5%.

Tabel I. Analisis Finansial Usahatani Mentha (1 ha)
Uraian Nilai
Produksi terna basah/ha/ panen I (kg)

Produksi Terna basah/ha/ panen II(kg)

Harga Terna basah (Rp/kg

Discount faktor perbulan

NPV

B/C Ratio

IRR per bulan 25.000

18.000

500

1.50 %

2.980.243

1.20

6,2 %

Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa dengan tingkat produktivitas tetap maka break event point akan terjadi pada saat harga terna Rp.425/kg basah. Hasil ini berarti jika harga dibawah Rp. 425/kg basah maka akan mengalami kerugian secara financial. Sedangkan jika harga terna tetap sebesar Rp.500/kg basah maka break event point akan terjadi jika produktivitas turun sebesar 15% menjadi 21.250 kg pada panen pertama dan 15.300 kg pada panen kedua. Hal ini berarti jika produktivitas lebih kecil daripada angka tersebut maka akan mengalami kerugian secara finansial.

B.Analisis Finansial Agroindustri

Agroindustri penyulingan mentha dengan kapasitas alat 100kg terna kering angin per kali suling memerlukan pasokan terna dari 8 ha pertanaman mentha secara terus menerus agar mendapat bahan baku secara cukup dan kontinyu. Dengan tingkat produktivitas seperti pada tabel 1 produksi terna dari 8 ha akan dapat memasok bahan baku untuk sekitar 3-5 kali penyulingan per hari dengan 25 hari kerja per bulan.

Analisis finansial agroindustri penyulingan mentha memperlihatkan dengan harga terna mentha Rp.2.000/kg kering(perbandingan terna basah kering adalah 3:1), rendemen 1,5% dan harga minyak mentha Rp.165.000 perkg, NPV sudah positif dengan B/C ratio lebih besar daripada satu dan IRR per bulan lebih dari 1,5% (Tabel 2). Hasil analisis sensitivitas menunjukan bahwa dengan harga terna dan tingkat rendemen tetap, break event point akan tejadi pada saat harga minyak mentha sebesar Rp. 160.400 per kg. Hal ini berarti jika harga dibawah, harga tersebut akan mengalami kerugian secara finansial. Sedangkan jika harga terna turun menjadi Rp 425 per kg basah atau Rp.1.700 per kg kering angin (kondisi dimana usahatani mengalami break event point), dan tingkat rendemen tetap, agroindustri akan mengalami break event point jika harga minyak mentha Rp.140.250/kg.

Tabel 2. Analisis Finansial Agroindustri Penyulingan Mentha kapasitas 1.000 liter (5 tahun).
Uraian Aktual
Harga Terna kering (Rp/kg)

Rendemen

Harga minyak (Rp/kg)

Discount faktor perbulan

NPV (Rp)

B/C Ratio

IRR Perbulan 2.000

1.5 %

165.000

1.50%

26.588.404

2.43

6.04%

V. Analisa finansial usaha tani mentha secara lengkap per Ha dapat dilihat pada lampiran 1 .

Referensi :
Budidaya Mentha (Mentha arvensis L) Endang Hadipoentyanti, Chandra Indrawanto, Deliah Seswita, Rosihan Rosman dan Ma’ mun.
Budidaya Akar Wangi, Mentha dan Purwoceng, BALITTRO.
Tanaman Mentha (Mentha piperita L. Dan Mentha arvensis L.), Desyanto Soetopo, Siti Sufiani dan Auzay Hamid, edisi khusus LITTRO vol 6 no. 1 1990.
Berbagai hasil penelitian dari Balai Penelitian Tanaman obat dan aromatik.
Diversifikasi Pengolahan Minyak Atsiri, Direktorat P2HP Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian DEPTAN,2004

1 Comment »

  1. tolong tanya dong,dimana bisa dapatkan perkebunan atau yang membudidayakan tanaman mentha ini.trim

    Comment by husmal — April 29, 2011 @ 10:15 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.