Minyak Atsiri Indonesia

Agung Sri Darmayanti dan Siti Sofiah

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA TANI KENANGA DAN USAHA PENYULINGAN MINYAK KENANGA DI KECAMATAN PURWODADI, PASURUAN

Oleh: Agung Sri Darmayanti dan Siti Sofiah

Unit Pelaksana Teknis Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Purwodadi-LIPI, Jl. Raya Surabaya- Malang km. 65 Pasuruan- JATIM, Agun004@lipi.go.id dan sofie2291@yahoo.com

ABSTRAK

Perkembangan minyak atsiri di Indonesia berjalan agak lambat, hal ini disebabkan adanya beberapa faktor merosotnya ekspor minyak, dalam hal mutu, jumlah pasokan bahan baku, maupun fluktuasi harga minyak. Mengingat kebutuhan minyak atsiri dunia akan tetap ada, industri kosmetik , farmasi dan aromaterapi yang terus berkembang, menurunnya produksi membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk ditingkatkan kembali. Kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu sumber minyak atsiri utama dunia. Saat ini harga jual minyak kenanga cukup tinggi. Kebutuhan pasar dunia masih tidak terbatas untuk minyak kenanga jadi masih banyak peluang untuk memulai usaha penyulingan kenanga.Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan gambaran pada para petani maupun calon petani untuk kembali dan mulai menanam kenanga karena sangat menawarkan prospek yang menjanjikan serta menjadi produsen minyak kenanga dengan metode penyulingan dan modal yang cukup sederhana dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap 5 petani dan penyuling kenanga di kecamatan Purwodadi, Pasuruan berkaitan data-data jenis-jenis biaya produksi yang harus dikeluarkan, harga jual, serta penerimaan pertahun. Data yang dihimpun disusun ke dalam neraca pengeluaran dan penerimaan dalam kurun waktu 10 tahun, lalu diolah untuk dicari kelayakan finansialnya menggunakan 3 kriteria kelayakan, yaitu NPV, B/C ratio atau rasio NBC, dan IRR. Dari analisis kelayakan finansial usaha tani kenanga mempunyai nilai NPV (10%) Rp 196.590.939,19; IRR 78% dan rasio NBC 3,56. Analisis kelayakan finansial usaha penyulingan minyak kenanga dari hasil kebun sendiri mempunyai nilai NPV (10%) Rp 258.543.043,19 ; IRR 66% dan rasio NBC 2,69. Analisis kelayakan finansial usaha penyulingan minyak kenanga dari hasil kebun petani sekitar mempunyai nilai NPV (10%) Rp143.614.177,64; IRR 250% dan rasio NBC 1,24. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan tingkat suku bunga 10% per tahun, usaha tani dan penyulingan kenanga layak dilakukan. Hal ini dikarenakan besarnya NPV > 0 dan nilai IRR dan rasio NBC lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditentukan (10%). Untuk mengantisipasi fluktuasi suku bunga setiap tahunnya, maka dilakukan analisis sensitifitas dengan range suku bunga bernilai antara 7-18%.

Kata Kunci : Analisis Kelayakan, Kenanga, Purwodadi

PENDAHULUAN

Minyak atsiri mengandung bahan kimia asli berupa zat antiseptik seperti fenol dan alkohol dan molekul-molekul lain yang mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit serta menyebarkan bau harum. Molekul-molekul yang menyebarkan wangi tersebut dapat ditiru di laboratorium menggunakan bahan sintetis berasal dari minyak bumi, namun demikian hasilnya berbeda dengan minyak atsiri, dimana minyak atsiri disamping mengandung molekul wangi, juga mengandung molekul yang menyembuhkan. Disamping khasiat antioksidan, molekul-molekul alam dapat meningkatkan kekebalan tubuh secara alami. (Annonim1, 2003).

Walaupun minyak atsiri dapat digunakan sebagai bahan pengobatan dalam aromaterapi, namun penggunaannya harus diawasi karena pada konsentrasi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan keracunan. Selain itu ada juga yang alergi terhadap suatu komponen tertentu dari minyak atsiri maupun minyak atsirinya sendiri yang dapat menimbulkan penyakit kulit, seperti ; geraniol, cinnamic aldehid, benzaldehid, linalool, minyak neroli, terpen dari minyak jeruk, minyak cendana, serai dapur, absolut melati dan Ylang-ylang (Susun et al., 2005; Frosch et al., 2002).

Kenanga (Cananga odorata) merupakan salah satu sumber minyak atsiri utama dunia. Untuk minyak kenanga, sifat kimia yang sangat mempengaruhi mutu dan selalu dipertimbangkan oleh para konsumen adalah bilangan ester dan bilangan penyabunan yang tinggi. Bunga yang masih hijau dan yang sudah kuning, dari segi rendemen tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata, namun dari segi bilangan ester dan bilangan penyabunan, bunga yang kuning mempunyai nilai yang lebih tinggi, sehingga untuk mendapatkan minyak kenanga dengan mutu yang tinggi supaya dihindari penggunaan bunga yang masih hijau dan sesedikit mungkin bunga yang masih hijau kekuningan yang tercampur (Anononim3 ,1998). Sama halnya dengan minyak atsiri lainnya, rendemen dan mutu minyak kenanga selain dipengaruhi oleh cara penyulingan, juga dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh tanaman, waktu petik bunga, kematangan bunga, penanganan bunga sebelum penyulingan dan lain-lain. Bunga yang dipetik pagi hari kandungan dan mutu minyaknya lebih tinggi dibanding yang dipetik siang hari. Begitu pula halnya bunga yang dipetik pada musim kemarau baik mutu maupun kadar minyaknya lebih tinggi dibanding bunga yang dipanen pada musim hujan (Anononim3 ,1998 dan Genzor, 1978).

Perkembangan minyak atsiri di Indonesia berjalan agak lambat, hal ini disebabkan adanya beberapa faktor yang menjadi masalah yang sangat erat kaitannya satu sama lain. Rendahnya produksi tanaman, sifat usahatani, mutu minyak yang beragam, penyediaan produk yang tidak bermutu, fluktuasi harga, pemasaran, persaingan sesama negara produsen dan adanya produk sintetis. Fluktuasi harga minyak atsiri yang cukup besar menjadi masalah yang sulit dikendalikan. Umumnya petani menggarap lahan yang sempit dan terbatas, sehingga fluktuasinya sangat berpengaruh terhadap ketersediaan produk. Petani akan malas mengusahakan produk tersebut dan mengalihkan ke usahatani dengan menanam tanaman lain yang harganya lebih menjanjikan (Hobir dan Rusli, 2002).

Diperkirakan 90% tanaman aromatik diusahakan oleh petani atau pengrajin di pedesaan dalam bentuk industri kecil. Pengelolaan usahatani bersifat sambilan dengan modal yang kecil dan teknologi seadanya. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perkebunan 2004,minyak atsiri yang diproduksi oleh petani diekspor dengan pangsa pasar nilam 64%, kenanga 67%, akar wangi 26%, serai wangi 12%, pala 72%,cengkih 63%, jahe 0,4%, dan lada 0,9% dari ekspor dunia (Ditjenbun 2004; FAO 2004).Ekspor minyak atsiri Indonesia pada 2005 sebesar USD103.690.000, sedangkan impor minyak atsiri USD197.422.000 (International Trade Centre, 2007).

Berikut adalah daftar 7 komuditas Indonesia tertinggi yang menjadi sumber bahan baku minyak atsiri dunia (Duryatmo, S, 2008)

00

Kenanga merupakan komuditas yang minyaknya ditawar dunia dengan harga yang cukup tinggi. Meskipun minyak atsiri menjanjikan laba tinggi, tak gampang mewujudkan impian meraih untung. Sederet hambatan menghadang dari hulu ke hilir, dari kebun hingga pemasaran. Memasarkan minyak atsiri itu relatif gampang. Bagi pemula, dapat menyetorkan minyak ke para eksportir yang tak membatasi jumlah pasokan asal standar mutu terpenuhi. Jika melihat segi perkembangan industri kosmetik, sabun, lebih-lebih telah berkembangnya praktek aromaterapi di Indonesia, pasar dalam negri ini perlu dipertimbangkan. Mengingat kebutuhan dunia akan minyak kenanga akan tetap ada, industri kosmetik , farmasi dan aromaterapi yang terus berkembang, menurunnya produksi minyak kananga membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk ditingkatkan kembali.

Berdasarkan latar belakang munculnya peluang yang begitu besar dalam bertani dan menyuling kenanga, maka kami melakukan penelitian berupa pengumpulan data langsung di lapangan yang berkaitan dengan kondisi petani kenanga sekaligus penyulingnya untuk memperoleh data-data jenis-jenis biaya produksi yang harus dikeluarkan, harga jual, serta penerimaan pertahun. Data yang dihimpun disusun ke dalam neraca pengeluaran dan penerimaan dalam kurun waktu 10 tahun, lalu diolah untuk dicari kelayakan finansialnya menggunakan 3 kriteria kelayakan, yaitu NPV, B/C ratio atau rasio NBC, dan IRR. Kemudian memberikan gambaran tersebut pada para petani maupun calon petani untuk kembali dan mulai menanam kenanga karena sangat menawarkan prospek yang menjanjikan serta menjadi produsen minyak kenanga dengan metode penyulingan dengan metode dan modal yang cukup sederhana dapat menghasilkan keuntungan yang cukup besar.

METODE PENELITIAN

Pengumpulan Data

Data primer yang dikumpulkan antara lain karakteristik rumah tangga petani dan penyuling, persepsi mereka terhadap usaha tani dan penyulingan kenanga, jumlah benih yang digunakan per hektar dan nilainya, jumlah pupuk dan obat-obatan per hektar dan jumlah air per hektar. Jumlah tenaga kerja berdasarkan jenis pekerjaannya dan biaya tenaga kerja per hari (HOK/ha), biaya sewa tanah/ha, biaya transportasi, umur mesin, harga jual bunga dan harga jual minyak. Data sekunder diperoleh dari dari instansi pemerintah yang menangani komoditas perkebunan, meliputi Dinas Perkebunan dan kantor kecamatan di tingkat kabupaten Pasuruan.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dilengkapi dengan daftar pertanyaan yang dilakukan bulan Agustus 2008.

Metode Analisis

Menurut Gittinger (1973), untuk mengetahui kelayakan suatu usaha dapat menggunakan analisis financial dengan 3 kriteria, yaitu:

02

PEMBAHASAN

Tanaman kenanga merupakan salah satu tanaman komoditas unggul di Jawa Timur umumnya dan di Pasuruan pada khususnya. Tanaman ini banyak digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai bunga tabur dan sebagian lagi disuling untuk diambil minyaknya. Luas lahan di Kabupaten Pasuruan khususnya di Purwodadi pada tahun 2003 mencapai 211 ha, tahun 2008 sekitar 226 ha digunakan sebagai kebun kenanga. Hasil Produksi kenanga di Purwodadi pada tahun 2003 berkisar 388 ton dan tahun 2008 mencapai 431 ton. Produktivitas bunga terhitung sekitar 3031 kg/ha..Tanaman ini menjadi pilihan bagi masyarakat Purwodadi karena kondisi lingkungan yang sangat mendukung pertumbuhannya. Kenanga tumbuh pada daerah di bawah 1200 mdpl dan dapat berbunga lebat jika ketinggian daerahnya antara 20-700 mdpl yang beriklim panas dan lembab. Secara geografis Purwodadi berada pada lokasi ini.

Di kawasan Purwodadi kenanga memiliki empat musim panen dan dibedakan antara panen besar dan panen kecil. Panen besar berlangsung pada bulan Maret/ April dan September/ Oktober. Pada umur 4-8 thn kenanga di kawasan ini dapat menghasilkan bunga segar sebanyak 10-30 kg setiap musimnya. Sedangkan menjelang umur 15 tahun dapat menghasilkan 50-70 kg bunga segar setiap musim. Sehingga pada 1 tahun pada tahun ke-4 sampai ke-10 hasil panen mencapai 6-12 ton. Tanaman kenanga adalah tanaman yang mudah berkembang, tidak perlu banyak penyiraman dan pupuk bila tanaman sudah memasuki usia produktif. Petani kenanga di Purwodadi menjual hasil kebunnya untuk dua kepentingan, yaitu sebagai bahan bunga tabur pada musim hari raya dan diluar itu sebagai bahan baku minyak. Harga jual bunga sebagai bunga tabur berkisar antara Rp 15.000 – Rp 20.000;. Sedangkan untuk bahan baku minyak antara Rp 5.000 – Rp 10.000; Rendemen minyak yang dihasilkan antara 1,5% – 2,5%, sedangkan harga jual minyak kenanga di tingkat penadah lokal berkisar Rp 250.000,- sampai Rp. 750.000,-. Kebutuhan pasar dunia masih tidak terbatas untuk minyak kenanga jadi masih banyak peluang untuk memulai usaha penyulingan kenanga.

Penyuling kenanga di kawasan Purwodadi ada 4 orang. Usaha ini dilakukan secara perorangan. Penyuling-penyuling ini umumnya berlokasi dekat dengan kebun kenanga masyarakat dan juga dekat dengan sumber mata air sehingga dapat menekan biaya produksi. Hasil minyak kenanga dari penyuling di kecamatan Purwodadi pada tahun 2008 rata-rata sebesar 2,5 kuintal perbulan. Penyulingan umumnya masih dilakukan secara sederhana, yaitu dengan cara direbus (water distillation). Proses penyulingan ini menggunakan ketel yang dipasang diatas tungku yang menggunakan bahan baku kayu bakar atau ampas jagung. Mesin penyuling yang digunakan sebagian besar berkapasitas 1 ton bahan baku, yang dapat menghasilkan rendemen sampai 2%. Mesin ini diadakan pada tahun pertama dengan investasi sebesar Rp 10.000.000,- dan diperkirakan akan layak digunakan sampai umur 10 tahun. Umumnya penyuling kenanga di Purwodadi mempunyai satu instalasi penyuling. Namun ada satu orang yang memiliki instalasi hingga 4 unit. Penyulingan biasanya berlangsung selama 2 hari 3 malam atau sekitar 60 jam dengan bantuan tenaga kerja sekitar 3 orang perhari. Seiring dengan meningkatnya berbagai harga di masyarakat, harga bahan bakarpun ikut meningkat, saat ini harga kayu bakar berkisar Rp 500.000 sekali proses. Kebutuhan air yang digunakan berkisar antara 7-8 liter untuk kepentingan perebusan dan pendinginan pipa destilasi sekali proses.

1. USAHA TANI PENANAMAN DAN PENYULINGAN KENANGA

Ada beberapa faktor produksi yang digunakan dalam usaha tani kenanga, antara lain, tanah, sarana produksi (bibit, pupuk, insektisida, air dan alat penyemprot hama) dan tenaga kerja. Sedangkan untuk penyulingan faktor produksi yang digunakan diantaranya, mesin penyuling, tenaga kerja serta sarana produksi yang meliputi kayu bakar dan air. Dalam menghitung biaya produksi, tanah dinilai sewa. Upah tenaga kerja disesuaikan berdasarkan nilai UMR daerah tempat petani berada. Pada proses penanaman kenanga diasumsikan tidak ada aktiva yang memiliki nilai penyusutan. Sedangkan pada proses penyulingan, mesin merupakan aktiva yang sukar dan tidak ada tujuan untuk diuangkan, sehingga nilai penyusutannya dimasukkan setiap tahun.

2. ANALISIS FINANSIAL

Kenanga merupakan tanaman tahunan. Peramalan harga faktor produksi dan harga produksinya pada masa mendatang tidaklah mudah. Analisis kepekaan dapat dilakukan dengan cara merubah nilai variabel-variabel dalam perhitungan net present value (NPV) yang berpengaruh terhadap hasil analisis cost-benefit dari suatu proyek. Dalam analisis cost-benefit dengan menggunakan net present value (NPV), variabel yang paling berpengaruh adalah discount rate. Suatu tingkat discount rate dapat dirubah untuk melihat bagaimana nilai cost dan benefit mengalami perubahan pada tingkat discount rate yang lebih tinggi maupun pada tingkat discount rate yang lebih rendah (Perkins, 1994).

Metode analisis NPV dapat memberikan gambaran mengenai besarnya pengaruh keberadaan suatu proyek terhadap kesejahteraan sosial masyarakat suatu negara dengan cara melakukan penilaian antara cost dan benefit yang dapat ditimbulkan sebagai akibat keberadaannya. Dalam penggunaan metode analisis NPV, terhadap keseluruhan data-data yang akan dianalisis terlebih dahulu dilakukan proses discounting. Maksud dari proses discounting adalah proses pendeflasian pendapatan masa yang akan datang sehingga bernilai sama dengan nilai pendapatan saat ini. Hal ini dilakukan untuk memperoleh nilai pendapatan yang sebanding agar dapat dilakukan perhitungan dan perbandingan antara cost dan benefit. Faktor yang digunakan untuk men-discounting nilai cost dan benefit dari pendapatan yang akan datang disebut discount rate dan biasanya dinyatakan dalam prosentase. Untuk mengantisipasi fluktuasi suku bunga setiap tahunnya, maka dilakukan analisis sensitifitas (kepekaan) dengan range suku bunga bernilai antara 7-18 %. Nilai range ini diperoleh dari data sepuluh tahun terakhir tingkat suku bunga yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia selama 10 tahun terakhir tidak pernah kurang dari 7% dan lebih dari 12%.

IRR merupakan nilai discount rate dimana hasil akhir NPV dari suatu analisis cost-benefit adalah bernilai nol, atau dengan kata lain, IRR merupakan kondisi dimana cost dan benefit dari suatu proyek adalah bernilai sama. IRR adalah suatu hal yang penting untuk mengukur dan melakukan penilaian terhadap discount rate yang diterapkan dalam analisis cost-benefit suatu proyek, sehingga dapat diketahui apakah nilainya menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah. Metode Cost Benefit Ratio Index ini mencari hasil dalam bentuk ratio dengan cara membagi nilai sekarang dari seluruh pendapatan, dan dari suatu usaha secara membungakannya dengan bunga dibagi dengan biaya usaha. Hasil-hasil yang segera didapat kemudian dipertimbangkan untuk dipilih adalah yang cost benefit ratio atau probability indexnya sama atau lebih besar dari satu ( >1 ), sebab cost benefit ratio yang kuang dari satu (< 1) menggambarkan nilai sekarang dari pendapatan adalah lebih rendah dari pengeluarannya, dan hasil-hasil yang seperti itu harus di tolak.

a. Penanaman Kenanga

Berdasarkan perhitungan penanaman kenanga, nilai yang didapat adalah NPV (10%) Rp 196.590.939,19; IRR 78% dan rasio NBC 3,56. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan tingkat suku bunga 10% per tahun, usaha tani kenanga layak dilakukan. Hal ini dikarenakan besarnya NPV > 0 dan nilai rasio NBC > 1 dan IRR melebihi tingkat suku bunga yang ditentukan, yaitu 10%. Bahkan dengan analisis sensitifitas yang dilakukan, hingga mencapai tingkat suku bunga 18%, usaha tani kenanga masih layak dilakukan. Nilai NPV positif, menandakan kalau usaha penanaman kenanga ini mempunyai kontribusi yang baik terhadap kesejahteraan pelaku usaha, dalam hal ini petani. Nilai rasio NBC 3,56 mengandung pengertian bahwa dalam setiap Rp 1; modal yang kita tanamkan akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 3.56;.

b. Penyulingan

Penyulingan bunga kenanga mengolah bahan baku yang dapat diperoleh dari dua macam sumber, yaitu bahan baku yang berasal dari kebun sendiri dan dari petani kenanga sekitarnya. Analisis kelayakan usaha dilakukan pada masingmasing sumber bahan baku.

b.1. Analisis kelayakan usaha penyulingan bunga kenanga dengan bahan baku berasal dari kebun sendiri Berdasarkan perhitungan pada penyuling kenanga, nilai yang didapat adalah NPV (10%) Rp 258.543.043,19 ; IRR 66% dan rasio NBC 2,69. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan tingkat suku bunga 10% per tahun, usaha menyuling kenanga layak dilakukan. Hal ini dikarenakan besarnya NPV > 0 dan dan nilai rasio NBC > 1 dan IRR melebihi tingkat suku bunga yang ditentukan, yaitu 10%.. Bahkan dengan analisis sensitifitas yang dilakukan, hingga mencapai tingkat suku bunga 18%, usaha menyuling kenanga masih layak dilakukan. Terlebih dengan tingkat suku bunga pada nilai 7%.

b.2. Analisis kelayakan usaha penyulingan bunga kenanga dengan bahan baku berasal dari petani kenanga sekitar Berdasarkan perhitungan pada penyuling kenanga, nilai yang didapat adalah NPV (10%) Rp 143.614.177,64; IRR 250% dan rasio NBC 1,24. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan tingkat suku bunga 10% per tahun, usaha menyuling kenanga layak dilakukan. Hal ini dikarenakan besarnya NPV > 0 dan dan nilai NBC > 1 dan IRR melebihi tingkat suku bunga yang ditentukan, yaitu 10%.. Bahkan dengan analisis sensitifitas yang dilakukan, hingga mencapai tingkat suku bunga 18%, usaha menyuling kenanga masih layak dilakukan. Terlebih dengan tingkat suku bunga pada nilai 7%.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kondisi iklim dan tanah di Indonesia pada umumnya sangat mendukung perkembangan tanaman kenanga, namun pertumbuhannya dapat optimal pada ketinggian kurang dari atau sama dengan 700 mdpl,curah hujan rata-rata 1000-2000 mm/th, iklim panas dan lembab, sehu rata-rata 18-25°C. Jenis tanah yang direkomendasikan sesuai adalah jenis tanah enticol dan inceptisol. Dari analisis kelayakan berdasarkan 3 kriteria yaitu nilai NPV, IRR , dan rasio NBC, diketahui bahwa usaha menanam kenanga dan penyulingan kenanga tidak memerlukan biaya yang terlalu besar, namun dapat mendatangkan keuntungan yang sangat besar. Diharapkan masyarakat kembali beralih kembali atau memulai usaha ini, diikuti oleh pengembangan-pengembangan teknologi penyulingan sehingga kualitas minyak kenanga lebih baik dan efesiensi serta efektifitas proses tercapai.

DAFTAR PUSTAKA

Annonim1, 2003. Aromaterapi pengobatan kuno yang populer kembali. Kompas Cyber Media, Jakarta

Anononim2. 2007. http://www.intracen.org/e-trade/

Anononim3 .1998. Laporan Penelitian Penanganan dan Penyulingan Bunga Ylang-ylang. Kerjasama Perum Perhutani dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

Duryatmo, S. 2008. Bisnis Untung Minyak Harum. Trubus. Ghalia Indonesia Printing. Jakarta

Frosch, P.J., J.D.Johansen, T.Menne, C. Pirker, C.C.Rastogi, K .E.Andersen, M.Bruze, A.Goossens, J.P.Lepoittevin and I.R.White, 2002. Further important sensitizers in patients sensitive to fragrances. Reactivity to essential oil.Contact Dermatitis. Vol. 47 issue 5; p279 Genzor, J., 1978. Von der duftenden Blume Ylang-Ylang. Philippinische Marrchen, Hanau/Main, p. 86

Hobir dan Sofyan, R., 2002. Diversifikasi ragam dan peningkatan mutu minyak atsiri. Makalah pada ”Workshop Nasional Minyak Atsiri” di Cipayung. Dep.Perindustrian dan Perdagangan. 22h.

Likke, Richard Llewelyn dan Lukas Musianto, Analisis Cost-Benefit Terhadap Industri Rokok di Indonesia. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2, No. 2, September 2000: 68 – 85.

Perkins, F.C. 1994. Practical Cost Benefit Analysis: Basic, Concepts and Applications. Macmillan Education Australia Pty Ltd, Melbourne

Susun A., A.Y Lee, C. H. Lee, D.W.Kim, J.H. Hahm, K.J. Kim, K. C. Moon, Y.H.Won, Y.S.Ro and H.C. Eun, 2005. Fragrance contact dermatitis in Korea: a joint study. Contact Dermatitis. Vol.53 Issue 6; p 320

http://www.ditjenbun.deptan.go.id/sekretbun/sekret/Bahan%20Website 20FOKUS% 20.2004

0g1
0g2
0g3

7 Comments »

  1. apakah alat pengolah minyak atsiri untuk cengkeh sama dengan alat yang digunakan untuk nilam, dan bahan baku yang laen?

    Comment by foe — August 25, 2010 @ 11:27 pm

  2. trima kasih atas analisa biaya dan perkiraan harga kenanga karena kami juga sedang mengembang bunga kenanga,cuma yang belum jelas perpohon dapt menghasilkan bunga berapa kilogram.trim

    Comment by ignatiusdibas — September 22, 2010 @ 9:26 am

  3. alat yang bagus untuk pembuatan minyak atsiri dengan bunga kenanga
    1. distilasi uap
    2. disti;asi ua[ dan air
    tolong di jawab??
    terima kasih yang banyak…..

    Comment by ageng kurniawan — May 17, 2011 @ 1:18 am

    • Bunga kenanga efektif dengan destilasi uap & air (sama dengan sistem kukus kohobasi), tidak perlu dengan steam yang butuh cost produksi tinggi.

      Comment by anif — June 14, 2011 @ 7:19 am

  4. kemana saya harus menjual atsirinya dan harga saat ini mencapai harga berapa trims alfyydl@yahoo.com

    Comment by AAD — January 19, 2013 @ 3:15 am

  5. jual bibit/biji bunga tanjung gak ,mbak ?

    Comment by adeyogi — August 19, 2013 @ 11:05 pm

  6. Saya pengepul minyak nilam/atsiri/kenanga. Bila ada yang berminat bisa menghubungi saya.
    Wass…

    Comment by faisal — March 13, 2015 @ 6:42 pm


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.