Minyak Atsiri Indonesia

Agus Supriatna Somantri dan Djajeng Sumangat

ANALISIS SISTEM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA PENYULINGAN MINYAK NILAM

Oleh: Agus Supriatna Somantri dan Djajeng Sumangat

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian, Jl. Tentara Pelajar No. 12 Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor 16114.; e-mail : assomantri@yahoo.com

ABSTRACT

Simulation of Patchoully Oil Distillation System Essential oil product as an export commodity has always been possessed an increasing world market in spite of facing hard competition and non-tariff barrier in the world trade; therefore there is a need to formulate a policy and an effort to increase the productivity and efficiency of integrated and sustainable essential-oil agroindustry. This research aimed at providing the database of essential oil distillation system especially for the patchoully oil at variouse economic scale. This database can be used as an input for engineering design system as well as for patchoully oil agroindustry system. The methods used were analytical, numerical and econometrical which were supported by empirical and theoretical data. The research results showed that mathematical model constructed for prediction and optimization of essential oil distillation especially for patchoully-oil had the capability to generate integrative information of predictive equipments dimensions, rate of distillation and energy consumption. Based on the mathematical model, theoretical pathcoully oil distillation time was 8 hours in order to produce average yield 2.54 %. The quantity of the patchoully oil for each distillation process had positive correlation with the distillation capacity. Economical analysis on essential oil distillation at variouse economic scale showed that the cost of distillation equipment at development level had positive correlation with the distillation capacity. The minimum price of patchoully oil which was still profitable followed the equation y = 3 x 106x-0.4693 (R2 = 0.9891) if kerosene used as energy sourc.

Keywords: Simulation, distillation, essential oil, patchoully.

ABSTRAK

Minyak nilam sebagai komoditi ekspor mempunyai peluang pasar dunia yang cukup besar meskipun menghadapi persaingan dan fluktuasi harga yang cukup tajam. Hal ini menuntut dilakukannya strategi dan kebijakan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi agroindustri minyak atsiri secara terpadu dan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem perencanaan awal sebuah agroindustri penyulingan minyak nilam pada berbagai skala usaha baik dari aspek teknis, manajemen maupun finansial. Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya pangkalan data yang dapat dipergunakan sebagai input dalam sistem perencanaan perekayasaan alat penyuling serta sistem usaha penyulingan minyak nilam. Metode yang digunakan adalah metode analitik, numerik dan ekonometrik dengan bantuan data-data berupa data teoritis dan data empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemrograman komputer yang dibentuk untuk keperluan prediksi dan optimasi sistem penyulingan minyak atsiri khususnya minyak nilam telah mampu memberikan informasi yang lengkap tentang prediksi dimensi alat, harga alat, lama penyulingan, rendemen, debit distilat, kebutuhan air pendingin dan konsumsi bahan bakar. Proses penyulingan nilam secara teoritis akan berlangsung selama 8 jam untuk mendapatkan rendemen rata-rata 2.54 %. Jumlah minyak yang dihasilkan untuk setiap proses penyulingan akan berbanding lurus terhadap kapasitas penyulingannya. Hasil analisis ekonomi usaha penyulingan minyak atsiri pada berbagai skala usaha menunjukkan bahwa harga alat penyuling pada pengembangannya berbanding lurus terhadap besarnya kapasitas penyulingan. Sedangkan biaya produksi minyak nilam mengikuti persamaan y = 3 x 106x-0.4693 (R2 = 0.9891, y = harga, x = kapasitas) jika menggunakan bahan bakar minyak tanah.

Kata kunci : Analisis sistem, perencanaan penyulingan, penyulingan, minyak atsiri, nilam

PENDAHULUAN

Salah satu produk minyak atsiri terbesar dari Indonesia adalah minyak nilam. Minyak nilam seringkali digunakan untuk kebutuhan berbagai industri penghasil produk antara lain parfum, kosmetik dan sabun karena ciri utama minyak nilam adalah fiksatif terhadap bahan pewangi lainnya (Anon, 1986). Selain sebagai sumber minyak atsiri, daun nilam juga bisa digunakan sebagai penolak (repelen) serangga (Sastroamidjojo, 1988; Dummond, 1960).

Sampai saat ini telah banyak dilakukan penelitian tentang penyulingan minyak atsiri terutama dikaitkan dengan perlakuan bahan sebelum dan selama proses penyulingan seperti perlakuan tekanan kerja dalam distilator. Hal ini dilakukan untuk memperoleh rendemen yang tinggi. Dahlan (1989), telah melakukan penyulingan minyak nilam dengan menggunakan system uap langsung selama 4 jam menghasilkan rendemen tertinggi 3.21 % pada tekanan kerja 150 kPa. Sementara itu Somantri (1999), telah melakukan simulasi untuk menentukan panjang kondensor alat penyuling minyak atsiri.

Permasalahan yang muncul kemudian adalah seberapa besar efektifitas dari sistem penyulingan yang telah dirancang bangun bisa memberikan keuntungan yang optimal bagi pengguna. Permasalahan tersebut merupakan tantangan untuk menyediakan basis data yang dibutuhkan oleh pengguna yang berkaitan dengan performansi, optimasi dan proyeksi dari sistem penyulingan minyak atsiri. Metode atau teknik-teknik yang relevan dan handal sebagai alat dalam pengambilan sebuah kebijakan, merupakan jawaban dari permasalahan tersebut. Penelitian ini diharapkan mampu menjawab setiap permasalahan yang berhubungan dengan pengembangan sistem usaha minyak atsiri khususnya komoditas nilam secara teknis dan ekonomis.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan sistem. Manetsch dan Park (1977), mengatakan bahwa pendekatan sistem adalah metode logika dalam pemecahan masalah yang memungkinkan untuk mengidentifikasi, menganalisis dan mensimulasi suatu model dari sebuah sistem yang dirancang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan Roberts et al. (1983), menyatakan bahwa untuk mempelajari suatu masalah dengan menggunakan pendekatan sistem, dipusatkan pada hubungan antar berbagai komponen yang menyusun sistem tersebut secara keseluruhan.

Mempelajari suatu sistem dengan melakukan eksperimen langsung pada sistem nyata sering membutuhkan biaya yang besar dan dapat merusak sistem yang ada. Menghindari hal tersebut perlu dibangun suatu model yang merupakan representasi dari sistem yang akan dipelajari. Law dan Kelton (1991) mengemukakan bahwa cara analitik sulit untuk digunakan dalam menganalisis suatu sistem yang sangat kompleks, oleh karena itu seringkali digunakan cara simulasi, yaitu perhitungan numerik dari suatu model yang dikembangkan untuk melihat pengaruh parameter masukan terhadap ukuran penampilan keluarannya.

Selain melakukan simulasi diperlukan teknik optimasi dalam rangka memperoleh suatu hasil yang maksimum ataupun minimum. Menurut Stoecker (1971), optimasi adalah proses untuk mendapatkan kondisi yang maksimum atau minimum dari suatu fungsi. Optimasi sudah merupakan bagian yang penting pada sebuah perekayasaan, meskipun kadang-kadang untuk skala kecil usaha optimasi ini tidak layak dari segi waktu dan efisiensi.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem perencanaan awal sebuah agroindustri penyulingan minyak nilam pada berbagai skala usaha baik dari aspek teknis, manajemen maupun finansial. Manfaat dari penelitian ini adalah diperolehnya pangkalan data yang dapat dipergunakan sebagai input dalam sistem perencanaan perekayasaan alat penyuling serta sistem usaha penyulingan minyak nilam.

BAHAN DAN METODE

A. Proses penyulingan

Keluarnya minyak dari bahan baku adalah suatu proses penguapan. Laju penguapan pada mulanya besar dan semakin lama semakin mengecil karena minyak makin sulit menerobos permukaan bahan dan persediaan minyak dalam bahan semakin lama makin sedikit. Laju aliran keluarnya minyak ini diasumsikan mengikuti model persamaan differensial ordo pertama (Heldman dan Singh, 1981) :

01

Dengan mengintegrasikan persamaan (1) di atas dan dengan memasukkan kondisi batas untuk t = 0, C = Co, maka :

02

Co adalah kandungan minyak awal (kg) di dalam bahan baku dan t adalah lamanya penyulingan (jam). Besarnya Co adalah besarnya kandungan minyak dalam bahan (%) dikalikan dengan massa bahan (kg), sedangkan laju penyulingan (k) sangat tergantung pada besarnya tekanan kerja atau P (Pascal). Dahlan (1989), telah membuat persamaan empiris laju penyulingan minyak nilam sebagai fungsi dari tekanan kerja yang dirumuskan sebagai berikut :

03

B. Distilator

Energi yang dibutuhkan oleh distilator untuk mengubah air menjadi uap merupakan jumlah dari energi untuk memanaskan air dan energi untuk penguapan dengan rumus:

Energi untuk pemanasan :

04

Energi untuk penguapan :

05

Total energi yang dibutuhkan untuk menguapkan air, adalah :

06

Sedangkan massa uap yang terbentuk adalah :

07

dimana (h2 – h1) adalah perubahan entalpi (kJ/kg).
Dimana :
Qp = Energi untuk pemanasan, kJ (kilo Joule)
Qu = Energi untuk penguapan, kJ (kilo Joule)
Eff. = Effisiensi
ms = massa uap, kg
h = entalpi, kJ/kg

C. Kondensor

Keseimbangan panas yang terjadi dalam kondensor diasumsikan mengikuti Hukum Thermodinamika I, yaitu energi yang masuk ke dalam sistem akan sama besarnya dengan  energi yang keluar dari sistem tersebut (Welty, 1974; Burghart, 1982; Sitompul, 1992).

Perubahan suhu uap dan air pendingin dapat dirumuskan :

08

sedangkan untuk air pendingin dirumuskan sebagai berikut :

09

Dimana :
q = energi dalam kondensor, kJ (kilo Joule)
ρ = massa jenis uap, kg/m3
cp = panas jenis uap, kJ/kg.oC
T = suhu uap, oC
N = jumlah pipa dalam kondensor
v = laju aliran uap dalam kondensor, m/detik
D = diameter, m
t = suhu air pendingin, oC

D. Tungku

Tungku berfungsi sebagai sumber panas pada proses penyulingan. Besarnya bahan bakar yang dibutuhkan pada setiap proses penyulingan adalah :

011

dimana mbb adalah massa bahan bakar (kg) dan Lbb adalah panas laten dari bahan bakar (kJ/kg).

E. Dimensi peralatan

Untuk menentukan dimensi peralatan penyulingan pada setiap kapasitas penyulingan dilakukan melalui optimasi biaya sebagai fungsi dari dimensi peralatan tersebut. Optimasi biaya dilakukan terhadap masing-masing sub-sistem dengan menggunakan metode pengali Lagrange dan penyelesaian persamaan linier non simultan Newton-Raphson serta Runge-Kutta.

E.1. Distilator

Penyelesaian biaya untuk distilator dilakukan dengan menggunakan pengali
Lagrange (Soemartojo, 1987; Kamaruddin, et al. 1990) yaitu :

011

Dimana :

f(D,L) = fungsi biaya awal dan biaya operasi
g(D,L) = fungsi pembatas (fungsi kendala)
λ = pengali Lagrange

Kondisi di atas dapat dipenuhi dengan persyaratan :

012

Persamaan (20), selanjutnya diselesaikan dengan metode Newton-Raphson untuk persamaan simultan non linier (Sediawan dan Prasetyo, 1997).

E.2. Kondensor

Panjang kondensor (L) ditentukan dengan metode Runge-Kutta untuk penyelesaian persamaan differensial orde 1, yaitu :

013

dengan batas x = xo; y = yo.

F. Analisis Ekonomi

Dalam analisis ekonomi tersebut digunakan persamaan-persamaan baku untuk menentukan Biaya Tetap, Biaya Tidak Tetap, Biaya Produksi yang didasarkan pada pola permintaan sampai pada keuntungan yang diperoleh pada berbagai skala usaha (Pramudya dan Dewi, 1991).

Rangkaian metode di atas selanjutnya diselesaikan melalui pemrograman komputer berbasis numerik dan dikemas dengan paket multimedia. Paket ini memungkinkan pengguna dengan mudah bisa berinteraksi di dalamnya sehingga beberapa informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan awal sebuah usaha penyulingan bisa diperoleh.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keragaan proses penyulingan minyak nilam

Hasil simulasi penyulingan minyak nilam menunjukkan bahwa untuk mencapai rendemen 2.5 % dibutuhkan waktu penyulingan selama 8 jam. Secara lengkap seperti ditunjukkan pada Tabel 1.

0t1

B. Optimasi dimensi alat penyuling

Kebutuhan dimensi optimal untuk peralatan penyulingan minyak atsiri khususnya minyak nilam untuk setiap kapasitas penyulingan seperti tertera pada Tabel 2. Pada Tabel tersebut masing-masing komponen penyulingan seperti distilator, kondensor dan tungku disajikan secara lengkap untuk kebutuhan perekayasaan penyuling minyak atsiri. Sedangkan pada Tabel 3 disajikan estimasi kebutuhan dana untuk pembuatan peralatan minyak atsiri ini. Data kebutuhan dana ini belum termasuk biaya over head dan biaya pemasangan alat.

0t2

0t3

C. Analisis Ekonomi

Program yang telah disusun untuk analisis ekonomi memungkinkan kita untuk mencoba berbagai macam parameter dan skenario permintaan. Pada Tabel 4 di bawah ini ditampilkan satu contoh parameter penyulingan untuk kapasitas penyulingan 100 kg dan hasilnya seperti ditunjukkan pada Gambar 1.

0t4

0g1

Gambar 1. Pola permintaan acak (a) menyebabkan biaya produksi (b), dan pola permintaan sinusoidal (c) menyebabkan biaya produksi (d)

Apabila pola permintaannya tetap atau setiap produksi selalu habis terjual maka biaya produksi untuk kapasitas produksi 100 kg (parameter Tabel 4) sebesar Rp.71.770,21/kg. Dari sini terlihat bahwa besarnya biaya produksi akan dipengaruhi oleh permintaan pasar. Hasil analisis ekonomi penyulingan minyak nilam menunjukkan bahwa hubungan antara kapasitas penyulingan dan biaya produksi per liter minyak nilam (bila permintaan tetap) akan mengikuti persamaan power Y = 3. 106 x-0.4693 dengan koefisien determinasi (R2) 0.9891 bila menggunakan bahan bakar minyak tanah.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sistem pemrograman komputer untuk keperluan analisis, prediksi dan optimasi dalam sistem perencanaan awal penyulingan minyak nilam telah mampu memberikan informasi yang integrative tentang prediksi dimensi alat, harga alat, lama penyulingan, rendemen, debit distilat, kebutuhan air pendingin dan konsumsi bahan bakar. Proses penyulingan nilam secara teoritis akan berlangsung selama 8 jam untuk mendapatkan rendemen rata-rata 2.54 %. Jumlah minyak yang dihasilkan untuk setiap proses penyulingan akan berbanding lurus terhadap kapasitas penyulingannya.

Harga alat penyuling pada pengembangannya berbanding lurus terhadap besarnya kapasitas penyulingan. Biaya produksi minyak nilam akan sangat tergantung pada pola perimintaannya. Untuk pola permintaan tetap (produksi minyak selalu habis terjual) akan mengikuti persamaan y = 3 x 106x-0.4693 (R2 = 0.9891) jika menggunakan bahan bakar minyak tanah.

B. Saran

Diperlukan suatu kajian tentang usaha penyulingan minyak atsiri secara terpadu sampai pada produk turunannya sehingga margin keuntungan yang dirasakan petani/pengusaha dapat terlihat secara nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1986. Penelitian dan Pengembangan Minyak Atsiri Indonesia. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. 80 hal.

Burghart, M.D. 1982. Engineering Thermodynamics With Applications. U.S. Merchant Marine Academy King Point, New York. 434 p.

Dahlan, D. 1989. Model Matematik Pengaruh Tekanan Uap Terhadap Rendemen Penyulingan Minyak Nilam. Tesis. Fakultas Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor. 133 hal.

Dummond, H.M. 1960. Patchouli Oil. Patchouli Oil Journal of Parfumary and essential Oil Record. 215 p.

Heldman, D.R. and R.P. Singh. 1981. Food Process Engineering. AVI Publishing Company, Inc. Westport, Connecticut. 415 p.

Kamaruddin, A., M.A Dhalhar dan K. Fujii. 1990. Matematika Terapan. JICADGHE/ IPB Project/ADAET: JTA-9A(132), Fateta-IPB. 122 hal.

Law, A.M. and Kelton, W.D. 1991. Simulation Modeling and Analysis. McGraw-Hill, Inc, New York. 460 p.

Manetsch, T.J. dan G.L. Park. 1977. System Analysis and Simulation with Application to Economic and Social System. Michigan State University. USA. 572 p.

Pramudya, B., dan N. Dewi. 1991. Ekonomi Teknik. JICA-ADAET. Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi, Institut Pertanian Bogor. 256 hal.

Roberts, N., Anderson, D.F., Deal, R.M., Garet, M.S. and Shaffer, W.A. 1983. Introduction to Computer Simulation. A System Dynamics Modeling Approach. Addison-Wesley Publishing Company. Carolina. 420 p.

Stoecker, W.F. 1971. Design of Thermal System. McGraw-Hill. Book Company, New York. 460 p.

Sitompul, T.M. 1992. Alat Penukar Kalor. PT. Raja Grafindo Persada. 287 hal.

Sastroamidjojo, S. 1988. Obat Asli Indonseia. Khusus Tumbuh-tumbuhan yang terdapat di Indonesia. Catakan ke empat. Penerbit Dian Rakyat, Jakarta.

Soemartojo, N. 1987. Kalkulus lanjutan. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. 182 hal.

Sediawan, W.B., dan A. Prasetyo. 1997. Pemodelan Matematis dan Penyelesaian Numeris dalam Teknik Kimia. Penerbit Andi Yogyakarta. 299 hal.

Somantri, A.S. 1999. Simulasi Model Pindah Panas Pada Sistem Kondensasi Alat Penyuling. Makalah disampaikan pada seminar Bulanan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor 19 hal.

Welty, J.R. 1974. Engineering Heat Transfer. John Wiley and Sons Inc., Canada. 367 p.

2 Comments »

  1. Salam perkenalan, mohon informasi lebih lanjut untuk pengembangan nilam di pulau jawa
    (pemalang), apakah syarat-syarat teknis yang dapat dipenuhi untuk proses budidayanya

    trimks
    Buntu Sijagat
    (Sayim Dolant)

    Comment by Buntu Sijagat — December 1, 2009 @ 10:57 pm

  2. Kepada Admin blog, sy mau tanya, rumus ke-10 kok G ada y? malah ada dua rumus no. 11

    Comment by barifbrave — December 12, 2012 @ 3:28 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.