Teknologi Unggulan Tanaman Cengkeh
Oleh: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan
1. KESESUAIAN IKLIM TANAMAN CENGKEH
2. VARIETAS UNGGUL CENGKEH
Terdapat 4 varietas unggul cengkeh yang telah diperoleh yaitu Zanzibar, Siputih, Ambon dan Zambon (cengkeh komposit). Untuk pengembangan baru atau rehabilitasi cengkeh dianjurkan untuk menggunakan varietas unggul tersebut. Ciri-ciri dan keunggulan masingmasing varietas cengkeh tersebut seperti terlihat pada Tabel 2 dan Gambar 1.
Teknik Identifikasi
Varietas Sistem penyerbukan silang pada cengkeh dan penggunaan biji sebagai sumber benih telah menyebabkan cengkeh bervariasi dan sulit ditentukan genotipenya dengan jelas. Secara konvensional untuk mengidentifikasi kebenaran varietas, diperlukan uji keturunan yang akan memakan waktu bertahuntahun, mengingat satu siklus membutuhkan 5-7 tahun. Untuk memudahkan dalam mengidentifikasi tipe dan benih cengkeh penggunaan marka molekuler memberikan alternatif terobosan yang lebih cepat. Marka isozim terbukti dapat mengindentifikasi genotipe cengkeh Zanzibar dan komposit. Tanaman dengan pola pita Mdh-2s/s dan Aap-1s/s adalah Zanzibar sedangkan tanaman dengan pola pita Mdh-2f/s dan Aap-1f/s adalah komposit yang terbentuk sebagai hasil penyerbukan terbuka secara alami antara Zanzibar, Ambon, Siputih, dan Sikotok sedangkan tanaman dengan pola pita Mdh-2f/f dan AAp-1f/f adalah Ambon, Sikotok, dan Siputih.
3. PENINGKATAN PRODUKTIVITAS CENGKEH
Permasalahan yang berkaitan dengan turunnya produktivitas tanaman cengkeh di Indonesia secara umum adalah gabungan antara umur tanaman yang sudah tua dengan kurangnya pemeliharaan. Kedua faktor tersebut secara langsung mengakibatkan tanaman menjadi rusak. Salah satu parameter untuk menentukan tingkat produktivitas tanaman cengkeh adalah dengan mem-perhatikan besarnya penutupan tajuk yang berhubungan dengan banyaknya ranting atau cabang yang hilang. Pembungaan tanaman cengkeh bersifat terminal (bunga hanya keluar pada ujung ranting) maka, penutupan tajuk erat kaitannya dengan jumlah bunga yang akan dihasilkan.
Saat ini sebagian besar tanaman cengkeh yang ada di sentra produksi telah berumur >20 tahun dan berdasarkan kondisi penutupan tajuk terdapat tiga kategori tanaman cengkeh (Gambar 2), yaitu :
a. Tanaman bertajuk <50% (percabangang hilang > dari 50%)
b. Tanaman bertajuk 50-80% (percabangan hilang 20-50%)
c. Tanaman bertajuk >80% (percabangan hilang <20 %)
Tanaman bertajuk >50% masih dapat dikembalikan produktivitasnya dengan upaya rehabilitasi dan intensifikasi melalui pemeliharaan (penggemburan tanah, pemupukan dan pengendalian OPT). Namun untuk tanaman yang bertajuk <50% dianjurkan untuk diremajakan dengan cara ditebang dan diganti dengan tanaman baru dari tipe cengkeh unggul. Penebangan juga dilakukan terhadap tanaman yang terserang hama dan penyakit yang berat.
Rehabilitasi
Rehabilitasi pada tanaman cengkeh merupakan upaya untuk memulihkan tanaman yang berada dalam kondisi kritis agar dapat berproduksi kembali secara normal. Upaya ini ditujukan untuk tanaman yang mempunyai penutupan tajuk antara 50 – 80%. Dengan upaya rehabilitasi ini secara bertahap kondisi tajuk tanaman cengkeh akan meningkat menjadi > 80% dan produksi menjadi 2-5 kali lipat. Untuk mencapai keadaan demikian dibutuhkan waktu antara 2-4 tahun, tergantung kondisi penutupan tajuk. Upaya untuk merehabilitasi tanaman cengkeh antara lain adalah :
Pemupukan
Tujuan pemupukan terutama untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman sehingga secara bertahap kondisi tanaman akan pulih kembali dengan penutupan tajuk menjadi > 80% dan produksinya meningkat. Penyiangan gulma dan penggemburan tanah sebelum pemupukan Sebelum dilakukan pemupukan, di sekitar batang sampai di bawah proyeksi tajuk terluar harus bersih dari gulma.
Penyiangan gulma cukup dicabut dengan tangan.
Pencangkulan hanya dilakukan pada waktu penggemburan tanah di bawah tajuk dan waktu pembuatan lubang untuk pemupukan. Hindari pencangkulan yang terlalu dalam agar akar tidak banyak yang putus. Gulma yang berada di luar tajuk cukup dibabat pakai parang. Hasil babatan gulma dapat dijadikan mulsa untuk tanaman cengkeh terutama pada saat musim kemarau.
Dosis pupuk dan cara pemupukan
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman cengkeh ada dua jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang (sapi, kerbau atau kambing) dan pupuk anorganik. Dosis pupuk kandang yang diberikan antara 5-10 kg/pohon. Tujuan pemberian pupuk organik ini terutama ditujukan untuk meningkatkan jumlah hara yang dapat diserap tanaman, diberikan setahun dua kali yaitu pada awal musim hujan. Pupuk anorganik diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk kandang. Dosis pupuk anorganik untuk rehabilitasi cengkeh dapat dilihat pada Tabel 2. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea, TSP, KCI dan Kieserit. Tanaman cengkeh mempunnyai perakaran dengan akar rambut yang menyebar mulai dari pangkal batang sampai ke proyeksi tajuk terluar (Gambar 3). Oleh karena itu agar pupuk yang diberikan efektif dan efisien maka, dosis pupuk dibagi menjadi dua. Dua pertiga bagian diberikan pada alur dangkal sedalam 5 – 10 cm di sekeliling proyeksi tajuk terluar kemudian ditutup kembali dengan tanah.
Sepertiga bagian lagi diberikan dengan cara disebar di bawah tajuk bagian dalam kemudian ditutup dengan tanah atau daun cengkeh yang gugur sekaligus berfungsi sebagai mulsa. Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan.
Dosis pupuk berdasarkan hasil analisis unsur hara tanah dan daun
Pada saat ini upaya pemupukan bukan merupakan hal yang murah, oleh karena itu asas efisiensi perlu diterapkan. Salah satu aspek yang menentukan tercapainya efisiensi pemupukan adalah ketepatan perhitungan dosis pupuk yang akan diberikan. Kesalahan dalam hal menetapkan kebutuhan pupuk selain berakibat buruk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman juga merupakan pemborosan biaya dan tenaga. Dosis pupuk anjuran umum seperti pada Tabel 3 hanya berdasarkan umur tanaman tanpa mempertimbangkan keadaan unsur hara pada tanah dan tanaman sehingga bisa terjadi kemungkinan pupuk yang diberikan kelebihan atau kekurangan. Oleh karena itu untuk menetapkan dosis pupuk pada suatu tanaman akan lebih baik apabila berdasarkan hasil analisis unsur hara tanah dan daun tanaman. Pada tanaman cengkeh hal tersebut sangat diperlukan mengingat saat ini dibudidayakan pada jenis tanah dan iklim yang sangat beragam. Persamaan untuk menentukan dosis pupuk berdasarkan hasil analisis tanah dan daun tanaman adalah :
Gejala Serangan
Gejala yang tampak pada pohon adalah adanya lubanglubang berukuran 3-5 mm yang ditutupi serbuk kayu hasil gerekan. Dari dalam lubang gerekan tersebut keluar cairan kental bercampur kotoran hama. Jumlah lubang gerekan dapat mencapai 20-70 buah pohon. Tanaman yang terserang hama penggerek batang akan merana pertumbuhannya karena terganggunya aliran zat makanan yang dibutuhkan tanaman. Serangan yang berat dapat mengakibatkan kematian.
Gejala serangan hama ini sangat mirip dengan Nothopeus spp., yaitu adanya lubang-lubang pada permukaan batang dan keluarnya cairan kental. Jumlah lubang dalam satu pohon berkisar 20-100 buah. Pada umumnya penggerek ini menyerang tanaman yang telah berumur lebih dari 6 tahun. Makin tua umur tanaman, tingkat serangan makin tinggi. Akibat serangan hama ini, daun-daun muda yang semula berwarna hijau berubah warna menjadi kekuningan rontok selanjutnya pucuk-pucuk daun mati. Serangan berat dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Cara pengendalian hamaH. semivelutina sama seperti pada pengendalian Nothopeus spp.
Pengendalian
-
- Cara mekanis dapat dilakukan dengan mengambil dan memusnahkan telur penggerek yang menempel pada kulit batang dan menutup lubang gerekan dengan pasak kayu.
- Cara kimiawi dapat dilakukan dengan memasukkan insektisida/ racun pernapasan ke dalam lubang gerekan kemudian ditutup dengan pasak kayu. lnsektisida yang dapat digunakan adalah : Akodan 35 EC 0,5-0,15 %, Curacron 500 EC 0,1-0,2 % dan Bestox 50 EC 0,25-0,50 %. Dapat pula menaburkan insektisida sistemik berbahan aktif carbofuran (misalnya Furadan 3 G) dengan dosis 115-150 g/pohon dan interval 3 bulan sekali.
Jenis serangga hama penggerek batang yang lain adalah Hexamitodera semivelutina. Serangga ini masih sekerabat dengan Nothopeus spp., sehingga ciri-ciri dan perilaku hidupnya hampir sama, Telur diletakkan satu per satu pada celah-celah dan lekukan kulit batang cengkeh. Seekor serangga betina dewasa dapat meletakkan telur sebanyak 19-25 butir yang akan menetas setelah 23 hari.
Penggerek cabang
Dua jenis penggerek cabang yang banyak menyerang tanaman cengkeh adalah Xyleborus sp., dan Ardela sp.
-
- Hyleborus sp. Hama Hyleborus sp. merupakan kumbang berukuran kecil berwarna hitam. Kumbang jantan tidak mempunyai sayap dan ukurannya lebih kecil daripada serangga betina. Gejala serangan yang tampak adalah adanya lubang-lubang gerekan berukuran kira-kira 1 mm pada permukaan kulit cabang. Akibat serangan hama ini, cabang-cabang tanaman menjadi lemah, mudah patah, tunas-tunas mati, daun dan ranting mengering dan akhirnya cabang mati. Pengendalian Cara pengendalian hama penggerek cabang tersebut sama dengan pengendalian hama penggerek batang.
- Ardela sp. Serangga ini berupa ngengat. Ngengat jantan berwarna cokelat keputihan, sedangkan yang betina berwarna merah muda keputihan. Larva berwarna putih keabu-abuan. Gerjala serangannya adalah pada cabang-cabang tanaman terdapat lubang-lubang gerekan berdiameter 12,5-25 mm. Lubang-lubang tersebut tertutup kotoran dan serbuk kayu sisa gerekan yang dijalin dengan serat halus. Jumlah lubang gerekan pada setiap cabang dapat mencapai 2-3 buah. Serangan hama ini menyebabkan tanaman menjadi lemah. Pengendalian hama penggerek cabang ini dapat dilakukan dengan menusukkan kawat ke lubang gerekan sehingga serangga mati. Selain itu dapat pula dilakukan penyemprotan insektida ke dalam lubang gerekan menggunakan Akodan 35 EC 0,5-0,15%, Curacron 500 EC 0,1-0,2% dan Bestox 50 EC 0,25-0,50%.
Penggerek Ranting
Hama penggerek ranting yang banyak dijumpai menyerang tanaman cengkeh yaitu Coptocercus biguttatus Dinov. Serangga ini berupa kumbang berwarna hitam, sedangkan larvanya berwarna kuning kecokelatan.
Gejala serangan
Pada permukaan ranting terdapat lubang-lubang gerekan yang berdiameter kira-kira 1,8 mm. Serangan hama ini mengakibatkan ranting dan daun mengering atau meranggas. Hama ini umumnya menyerang tanaman yang kondisinya lemah atau tanaman yang tidak dipelihara dengan baik.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida ke seluruh bagian tanaman. Insektisida yang dapat digunakan antara lain Akodan 35 EC 0,5-0,15%, Curacron 500 EC 0,1-0,2%, dan Bestox 50 EC 0,25-0,50%. Penyemprotan dapat diulang dengan interval 7-10 hari sekali.
Perusak pucuk
Kutu tempurung (Coccus viridis) merupakan salah satu jenis hama perusak pucuk tanaman cengkeh. Serangga berbentuk kutu kecil berwarna hijau dan umumnya terdapat dipermukaan bawah daun.
Gejala serangan
Daun yang terserang hama ini berubah warna dari hijau menjadi kuning kemudian mengering dan akhirnya gugur. Hama ini dapat menyerang tanaman muda maupun yang produktif.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan memotong ranting yang terserang kemudian membakarnya. Penyemprotan dengan insektisida dapat dilakukan menggunakan Decis 2.5 EC, Marshall, Akodan 35 EC, Curacron 500 EC dan Bestox 50 EC dengan interval 7-10 hari sekali.
Perusak daun
Dua jenis hama perusak daun tanaman cengkeh yang umum dikenal adalah Anthriticus eugeniae Hergr dan Carea angulata.
Anthriticus eugeniae
Hama ini berupa kutu berwarna hijau dan hidup dengan cara mengisap daun cengkeh. Pada umumnya hama ini aktif pada malam hari.
Gejala serangan
Pada bagian pinggir dan tengah daun terdapat bintikbintik.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara mengurangi kelembaban di sekitar kebun melalui pemangkasan atau penebangan tanaman yang menaungi tanaman cengkeh. Selain itu dapat pula dilakukan penyemprotan terbatas pada bagian tanaman yang terserang menggunakan insektisida Marshall, Akodan 35 EC, Curacron 500 EC dan Bestox 50 EC dengan interval 7-10 hari sekali.
Carea angulata
Hama ini berupa ulat yang hidup dengan cara memakan daun.
Gejala serangan
Pada daun cengkeh tampak bekas gigitan ulat. Serangan yang berat oleh hama ini dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul sehingga menurunkan produksi.
Pengendalian
Pengendalian dapat dilakukan dengan menyemprot daun menggunakan insektisida terutama pada saat populasi larva masih muda. lnsektisida yang dapat digunakan antara lain Decis, Marshall, Akodan 35 EC, Curacron 500 EC dan Bestox 50 EC, dengan interval penyemprotan 7-10 hari sekali.
Penyakit
Serangan penyakit pada tanaman cengkeh akan berkorelasi positif dengan penurunan.
Penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC)
Penyakit BPKC merupakan salah satu penyakit yang paling merusak tanaman cengkeh karena dapat menyebabkan Teknologi Unggulan Tanaman Cengkeh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan 20 kehilangan hasil mencapai 10-15%. Penyebabnya adalah bakteri Pseudomonas syzygii. Penularan penyakit BPKC dari pohon sakit ke pohon sehat melalui vektor berupa serangga Hindola fulfa (di Sumatera) dan H. striata (di Jawa). Pola penyebaran penyakit ini umumnya mengikuti arah angin. Penularan penyakit ini dapat pula melalui alat-alat pertanian seperti golok, gergaji, sabit yang digunakan untuk memotong pohon sakit.
Gejala serangan
Tanaman cengkeh yang terserang penyakit BPKC daunnya gugur secara mendadak kemudian ranting-ranting pada pucuk mati. Kadang-kadang percabangan atau seluruh tanaman layu mendadak dan mengakibatkan daun menjadi kering. Gugurnya daun dapat berlangsung beberapa minggu sampai beberapa bulan. Kematian tanaman cengkeh akibat penyakit ini dapat berlangsung cepat yaitu antara 3-12 bulan atau lambat yaitu antara 1-6 tahun. Umumnya pohon dewasa yang terlebih dahulu terserang.
Pengendalian
Apabila gejala serangan penyakit BPKC ditandai dengan gugurnya daun di bagian pucuk pohon, maka pangkal batang atau akar segera diinfus dengan antibiotika oksitetrasiklin (OTC) sebanyak 6 gr/100 ml air. Jarum infus yang digunakan berdiameter 1 mm. Penginfusan dilakukan setiap 3-4 bulan sekali. Pengendalian dapat dipadukan dengan melakukan penyemprotan insektisida dengan sasaran serangga vektor penular penyakit BPKC menggunakan insektisida Matador 25 EC, Akodan 35 EC, Curacron 500 EC dan Dads 2,5 EC dengan interval 6 minggu sekali sampai serangga vektor tidak ada lagi. Pohonpohon yang terserang berat sebaiknya ditebang dan dibakar.
Penyakit Cacar Daun Cengkeh (CDC)
Penyakit ini terdapat hampir di semua sentra produksi cengkeh di Indonesia. Penyakit CDC dikategorikan sebagai penyakit utama di samping penyakit BPKC. Penyakit CDC dapat menyerang tanaman cengkeh mulai dari pembibitan sampai tanaman produksi. Berikut ini beberapa jenis penyakit yang sering menyerang tanaman cengkeh dewasa.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phyllostica syzygii. Cara penularan penyakit CDC adalah melalui angin dan air hujan atau melalui bibit.
Gejala serangan
Pada permukaan atas daun timbul bercak-bercak yang menggelembung seperti cacar. Gejala tersebut akan lebih jelas terlihat pada daun yang masih muda. Pada bercak-bercak tersebut kadang-kadang terdapat bintil-bintil hitam kecil. Selain pada daun, gejala penyakit gugur akibat serangan CDC kadangkadang terlihat juga pada buah. Daun-daun yang terkena penyakit CDC secara bertahap akan gugur.
Pengendalian
Pengendalian penyakit CDC dilakukan secara kimiawi melalui penyemprotan fungisida dengan interval 7-10 hari sekali, sedangkan untuk pencegahan dapat dilakukan 10-14 hen sekali. Beberapa jenis fungisida yang dapat digunakan antara lain Delsen MX- 200 0,2%, Maneb Brestan 0,3%, Difolatan 0,2% dll. Di samping penyemprotan fungisida, sanitasi kebun perlu mendapat perhatian. Daun, ranting, dan biji dari tanaman sakit yang jatuh ke tanah sebaiknya dikumpulkan dan dibakar. Pohonpohon yang terserang berat sebaiknya ditebang dan dibakar.
Embun Jelaga
Penyebab penyakit ini adalah jamur Capnodium sp. dan Limacinula samoensis. Jamur tersebut hidup pada kotoran serangga Coccus viridis Green (kutu daun) yang menempel pada daun. Serangga dapat disebarkan oleh semut dari daun satu ke daun yang lain.
Gejala serangan
Pada permukaan daun tampak lapisan berwarna abu-abu kehitaman. Pada serangan berat, lapisan hitam akan menutup permukaan daun, tangkai daun dan ranting. Akibat serangan penyakit ini tanaman menjadi sulit berfotosintesis. Tanaman terserang embun jelaga
Pengendalian
Lapisan hitam pada permukaan daun dapat dihilangkan dengan penyemprotan larutan kapur sirih 1-2%. Untuk mengendalikan kutu daun dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.
5. PANEN DAN PENGANEKARAGAMAN PRODUK
Panen
Bunga cengkeh dapat dipanen ± 6 bulan setelah bakal bunga keluar dengan ditandai mekarnya 1-2 bunga pada tandan dan berubahnya warna bunga menjadi kuning kemerahan. Waktu panen sangat berpengaruh terhadap rendemen atau kandungan minyak cengkeh. Pada satu pohon dapat dilakukan beberapa kali panen, tergantung pemasakan bunga. Pemetikan bunga yang terlalu awal atau pada saat bunga belum masak akan menyebabkan berkerutnya bunga cengkeh, turunnya kandungan minyak dan mengeluarkan aroma yang tidak enak. Sebaliknya panen yang terlalu lambat pada saat bunga telah mekar akan menurunkan mutu cengkeh kering.
Pemanenan sebaiknya menggunakan tangga untuk menghindari patahnya percabangan cengkeh. Cara pemetikan yang baik dilakukan dengan menjepit pangkal tangkai bunga dengan tangan kiri dan tangan kanan memetik bunga.
Usahakan agar daun tidak ikut terpetik. Pada ruas yang daunnya tidak ikut terpetik akan tumbuh tunas baru sebagai cabang tempat keluarnya bakal-bakal bunga pada musim berikutnya. Apabila daun ikut terpetik maka tunas baru tersebut akan lebih lama keluarnya sehingga calon bunga biasanya akan muncul 2-3 tahun
Penganekaragaman Produk
Hasil cengkeh yang paling banyak digunakan adalah bunga kering terutama untuk bahan baku rokok kretek. Namun demikian hasil cengkeh yang lainnya seperti bunga hasil sortiran, gagang dan daun dapat diolah lebih lanjut berupa minyak cengkeh yang diproses melalui penyulingan atau oleoresin yang diproses digunakan untuk keperluan industri makanan, minuman, kosmetika dan farmasi. Minyak bunga cengkeh beraroma lebih lembut dan bernilai jual lebih tinggi.
Produk turunan minyak cengkeh digunakan sebagai bahan baku pembuatan balsam, bahan baku obat kumur atau bahan tambahan dalam industri kosmetika, pestisida nabati, fungisida, insektida dan bakterisida.
saya ingn tahu batang cengkeh yang bs di suling itu seperti apa….?
Comment by sutrisno — December 23, 2010 @ 10:05 pm
mohon disebutkan sumber dan penulisnya (penelitinya). Karena tulisan tersebut sudah di pulikasikan di media lain. Terima kasih
Comment by agus ruhnayat — May 2, 2011 @ 8:51 pm
terima kasih artikelnya,…..
Comment by @ king macet — November 7, 2011 @ 6:38 pm
Pa, saya mau tanya, pohon cengkeh saya sudah 2 tahun ini tidak dirawat / dipupuk dan produktifitasnya memang menurun, kalau pohon cengkeh diberi pupuk anorganik pada saat musim penghujan seperti bulan Desember sekarang apa ada efek negatifnya ke tanaman cengkeh saya yang sudah berumur 15 tahun dan bagaimana sebaiknya…mohon sumbang sarannya…terimaksih..
Comment by juned — December 10, 2011 @ 2:48 am
pak mohon tanya tanaman cengkeh yg sudah usia 5 tahun namyak yang batang nya kering daunnya rontok giamana penganannya.terimakasih
Comment by yusuf — February 11, 2012 @ 9:38 am
saya ingin mengetahui karakteristik kesesuaian lahan tanaman cengkeh menurut puslitbang bagaimana caranya?? terimakasih
Comment by Liarditya Wardanang — February 25, 2012 @ 10:01 pm
penyemprotan gulma dengan racun herbisida,,,,di kebun cengkeh,,, apakah dapat mempengaruhi pohon cengkeh ?????
Comment by herman eddy kumowal — March 5, 2012 @ 7:42 pm
Permisi numpang tanya mau jual cengkeh yang masih di pohon sebaiknya kemana ya? lokasi ada di daerah Pemalang,Tegal, Jawa tengah. Mohon dibantu jika ada kenalan yang mau beli cengkeh yang masih dipohon. Kebetulan siap dipanen saat ini berbuah melimpah, ada159 pohon. mohon pencerahan.
Comment by amelia — June 26, 2012 @ 8:59 am
Mungkin Anda bisa hub saya di 082143064000
Comment by yopi — September 2, 2014 @ 10:35 pm
Bisa minta nomer contactnya? saya di 0812-2014-8888 Sms aja dulu bilang cengkeh 159 batang
Comment by agitagat — December 6, 2014 @ 7:37 pm
pak mohon info nya apa cengkeh cocok di tanam di ketinggian 1000 m dan di mn saya dapat membeli benih cengekeh yang bersertifikat,
Comment by fary — July 6, 2012 @ 5:07 am
saya sudah beberapa kali mengendalikan hama panggerek batang dengan menggunakan furadan 3G dalam interval 3 minggu sekali, dan dengan menutup lubang lubang bekas penggerek batang dengan kayu, tapi serangan penggerek batang tidak kunjung reda dan tanaman cengkeh saya malah ada yang sampai roboh karena saking parahnya serangan hama. awalnya tanaman cengkeh ada 60 pohon, tapi kini hanya tersisa 30 pohon. mohon petunjuk cara penanganan yang paling tepat untuk tanaman cengkeh saya
Comment by ade roby — August 1, 2012 @ 7:55 pm
Dear Pak,
Pengendalian secara Biologi baik hama, penyakit, ada Pak?
TERIMAKASIH Pak,
SALAM, Denny
Comment by Denny — November 12, 2012 @ 9:33 pm
Yth Bapak Pembina
saya mau tanya bagai mana untuk peningkatan bunga cengkeh yang telah berumur 8 th, sehingga bisa menuju panen raya, pemupukannya bagaimana sehingga sasaran yang di inginka tercapai.
saat ini saya punya kebun cengkeh 3 ha , cuma hasilnya baru 3 ton.
mohon bantuan bapak dan terima kasih
Comment by john arlis — February 23, 2013 @ 9:35 am
Ass.w.w
Dimana bisa mendpatkan bji cengkeh unggul (untuk disemai).
Terima kasih.
Salam. Ade.
Comment by ade sujana — May 29, 2014 @ 9:35 pm
Sy butuh biji benih zanzibar….beli kmana ya….karena di daerah sy masih menggunakan bibit anakan yg bertabur dibawah pohon induk nya.
Comment by budi — June 8, 2014 @ 12:55 am
Makasih infonya. Ijin dicopy
Comment by rahmatullah — October 10, 2014 @ 6:36 pm
apakh tidak berdmpak negatif terhadap bkal buah,bila d’ lakukan pemupukan,sdngkn bkal buah sdh berumur 2-3 bln? mohon penjelasanx…trimah ksh sblmx
Comment by lelly sukma — January 23, 2015 @ 2:42 am