Minyak Atsiri Indonesia

Abstrak Penelitian

ABSTRAK PENELITIAN BUDIDAYA NILAM

PENGARUH SUHU TERHADAP PERTUMBUHAN NILAM (POGOSTEMON SPP.) DAN KEMUNGKINAN KETAHANANNYA TERHADAP PRATYLENCHUS BRACHYURUS

Ika Mustika, Yang Nuryani dan Rita Harni; Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

(Buletin Tanaman Rempah dan Obat Vol. XIII No. 1, 2002)

ABSTRAK

Pratylenchus brachyurus adalah salah satu spesies nematoda parasit yang sangat merusak pertanaman nilam di Indonesia. Kajian mengenai penyebab ketahanan tanaman nilam (Pogostemon spp.) terhadap P. brachyurus telah dilakukan secara in vitro di laboratorium Penyakit, Balittro, Bogor dari bulan Juni 1999 sampai Oktober 1999. Penelitian bertujuan untuk mengetahui suhu yang sesuai baik bagi pertumbuhan planlet nilam maupun perkembangan P. brachyurus pada kondisi in vitro dan kemungkinan penyebab ketahanan nilam terhadap P. brachyurus. Penelitian dilakukan dalam 2 tahap. Pada penelitian tahap pertama plantlet hasil regenerasi protoplas tiga kultivar nilam (Girilaya, Sidikalang dan Tapak Tuan 75) dipelihara di dalam botol kultur berisi media agar, kemudian diinokulasi dengan P. brachyurus masing-masing sebanyak 150 ekor/botol. Botol-botol tersebut ditempatkan dalam inkubator dengan suhu 200, 250 dan 270 C. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak lengkap dengan 3 ulangan. Tujuh minggu setelah inokulasi, tanaman di dalam botol kultur dibongkar, populasi dan laju perkembangbiakan nematoda dihitung. Pada penelitian tahap kedua, planlet tiga kultivar nilam tersebut diinokulasi dengan 150 ekor P. brachyurus kemudian ditempatkan pada suhu 250 C. Sebagai kontrol beberapa planlet di dalam botol tidak diinokulasi dengan nematoda. Satu bulan setelah inokulasi, tanaman di dalam botol kultur dibongkar, populasi nematoda dihitung, kadar fenol dan lignin total di dalam akar dianalisa secara kuantitatif dengan menggunakan HPLC. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa suhu yang cocok untuk pertumbuhan planlet dan nematoda adalah 250 C. Sedangkan hasil penelitian tahap kedua menunjukkan bahwa penyebab ketahanan pada kultivar Girilaya terjadi karena kandungan fenol dan lignin yang tinggi. Pada kultivar Sidikalang ketahanan hanya terjadi karena kandungan fenol yang tinggi di dalam akar. Kata kunci : Nilam (Pogostemon spp.), Pratylenchus brachyurus, penyebab ketahanan, fenol, lignin The effect of temperature on the growth of patchouli (Pogostemon spp.) and the possibility of resistance to Pratylenchus brachyurus

ABSTRACT

P. brachyurus is one of the major nematodes species attacking patchouli plant in Indonesia. In vitro studies on the cause of resistance 3 cultivars of patchouli to P. brachyurus were conducted at the laboratory of Plant Disease Department, Research Institute for Spice and Medicinal Crops, Bogor from June to October 1999. The aim of these studies were to obtain a favourable temperature both for planlets of patchouli and for the development of P. brachyurus, as well as the cause of resistance of patchouli to P. brachyurus. Two steps of studies were conducted. In the first study plantlets of 3 patchouli cultivars (Girilaya, Sidikalang and Tapak Tuan 75) were cultured on the botles containing agar media, inoculated with 150 specimens of P. brachyurus/botle and incubated in 200, 250 and 270 C. Seven weeks after inoculation, plantlets were uprooted, nematode populations were counted and nematodes reproduction rate were assessed. In the second study plantlets of 3 patchouli cultivars were inoculated with 150 P. brachyurus botle and incubated at 250 C. As control, uninoculated plants were also served. One month after inoculation, planlets of inoculated and uninoculated were uprooted, total phenols and lignin in the roots were analysed by using of HPLC. Results of the first study showed that favourable temperature for the growth of planlet and for reproduction of nematodes was 250 C. The results indicated that resistance in Girilaya occurred due to a high content of phenol and lignin in roots, whereas in Sidikalang occurred due to a high content of phenol in roots.

Key words : Pogostemon spp., Pratylenchus brachyurus, cause of resistance, phenols, lignin

Jenis-Jenis Hama dan Serangannya pada Tanaman Nilam

Oleh: Michellia Darwis,  Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

(Buletin TRO Vol. XVI, No. 2, 2005)

ABSTRAK

Secara umum tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) di Indonesia masih diusahakan secara tradisional. Beberapa aspek budidaya masih perlu mendapat perhatian, diantaranya pengendalian organisme pengganggu tanaman. Telah dilakukan observasi jenis-jenis hama tanaman nilam di Kebun Percobaan (KP.) Sukamulya, dari bulan Agustus 2004 sampai dengan bulan Januari 2005. Penelitian lanjutan dilakukan di rumah kaca dan laboratorium hama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor, yaitu mengenai pengaruh populasi lundi terhadap kematian bibit tanaman nilam. Rancangan percobaan adalah acak kelompok dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Lundi yang diperlakukan adalah instar ketiga dari hasil pemeliharaan dan bibit nilam dipergunakan adalah varietas Sidikalang umur ± 1 bulan. Setiap bibit nilam diinvestasikan satu, dua, tiga, empat dan lima ekor lundi. Bibit tanpa investasi lundi disertakan sebagai kontrol. Hasil pengamatan menunjukkan hama yang menyerang tanaman nilam adalah belalang (Valanga sp) dan kutu daun (Myzus persicae), rayap (Coptoterme sp) dan bekicot (Achatin sp) serta lundi (Exopholis hypoleuca) dengan tingkat serangan rendah sampai tinggi. Akibat serangan lundi mengakibatkan kematian tanaman nilam di lapang sebanyak 1.800 tanaman dari 15.000 populasi tanaman di KP. Sukamulya. Perlakuan dengan satu, dua, tiga, empat dan lima ekor lundi/polibag menimbulkan kematian tanaman berturut-turut pada hari ke – 14, 13, 10, 7 dan 7 setelah investasi lundi. Sedangkan pada kontrol (tanpa perlakuan), tidak terdapat tanaman yang mati.

Kata kunci : Monitoring hama, inventasi lundi, hari kematian tanaman nilam

ABSTRACT

Pests of Patchouli Plant and Their Damage Generally, patchouli is still cultivated traditionally in Indonesia. Improved technology such as pest and disease control methods, is needed. Observation of pests on patchuoli was carried out at Sukamulya experimental garden from Agustus 2004 to January 2005. Further research was carried out at the laboratory and greenhouse of the Indonesian Spice and Medicinal Crops Research Institute to examine the damage of the patchouli plant due to the main insect attack. The experiment was arranged in a randomized block design, with 6 treatments and 4 replications. The experiment used one month-old patchouly seedlings of Sidikalang variety and the main insect (third instar grub) The white grub was invested on pathouli seedling. Each plant was invested with 0, 1, 2, 3, 4, 5, grubs as treatments. The results showed that grasshopper (Valanga sp), aphids (Myzus persicae), termite (Coptotermes sp), snail (Achatina sp) and white grub (Exopholis hypoleuca) attack the patchouly plant with low up to high damages. It was observed that the grub is a dominant pest which attacked 1.800 out of 15.000 patchouli plants at Sukamulya experimental garden. Treatments grubs on patchouli seedlings at one, two, three, four and five grubs/polybag caused death on the seedlings at 14, 13, 10, 7 and 7 days after investation, repectively. While the control seedlings were still alive until the end of the experiment.

Key words : insects monitoring, grup investigated, death periode of Pogostemon cablin n

5 Comments »

  1. Salam
    Saya sangat tertarik pada abstrak saudara, mohon kiranya sudi untuk mengirimkan kepada saya hasil penelitiannya.
    Terima kasih.

    Suwandi

    Comment by UD. Gunung Gede — November 3, 2009 @ 6:16 am

  2. salam kenal…makasih atas info nya..

    Comment by andilia — June 19, 2010 @ 1:23 am

  3. Salam
    Saya sangat tertarik pada abstrak saudara, mohon kiranya sudi untuk mengirimkan kepada saya hasil penelitiannya.
    Terima kasih.

    Comment by denale — May 2, 2011 @ 12:45 am

  4. makasi atas kajianya
    dan bagaimana cara penanganya apabila tanaman nilam terserang salah satu varietas tsbt

    Comment by danil — September 19, 2012 @ 8:29 am

  5. kok abstrak aja. gimana kalo mo tau pengaruh suhu terhadap tanaman nilam lebih banyak lagi. supaya tau tk rendemennya

    Comment by putra — September 26, 2012 @ 3:47 am


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.