Minyak Atsiri Indonesia

Nina Dwi Yulia

Aroma Bunga Anggrek (Koleksi Kebun Raya Purwodadi) Sebagai Alternatif Pengkayaan Penghasil Atsiri

Oleh: Nina Dwi Yulia;

UPT BKT Kebun Raya Purwodadi – LIPI, Jl. Raya Surabaya Malang, Purwodadi – Kab. Pasuruan; e-mail: ndyulia@yahoo.com; nina002@lipi.go.id

ABSTRAK

Keindahan bentuk dan warna bunga anggrek merupakan salah satu daya pikat utama yang menjadikan anggrek sebagai bunga berpotensi tanaman hias yang tergolong mahal. Namun ancaman terhadap keberadaan anggrek alam di habitat alaminya semakin meningkat karena banyak mengalami tekanan sehingga hampir semua jenis anggrek tergolong langka. Upaya pelestarian dan konservasi diperlukan untuk mengatasi kelangkaan anggrek alam ini. Kebun Raya Purwodadi yang merupakan salah satu lembaga konservasi ex situ memiliki aneka koleksi tumbuhan dari berbagai kawasan dataran rendah kering di Indonesia dan salah satu diantaranya adalah koleksi anggrek. Anggrek, selain memiliki daya tarik dari bentuk dan warna bunganya beberapa jenis anggrek juga didukung oleh aroma bunga yang khas. Aroma bunga anggrek ini diantaranya berguna untuk mengundang polinator untuk membantu penyerbukan bunganya. Beberapa jenis anggrek yang diketahui memiliki bunga yang beraroma khas antara lain dari marga Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda dan Coelogyne. Aroma bunga anggrek terdapat juga yang berbau kurang enak seperti anggrek dasi (Bulbophyllum phalaenopsis).Tujuan dari studi ini untuk mengetahui jenis-jenis anggrek di Kebun Raya Purwodadi yang khususnya telah berbunga dan memiliki aroma bunga yang khas. Selain itu sebagai alternatif dan informasi pelengkap bagi pengkayaan penghasil atsiri. Pengamatan dilakukan tergantung dari jenis anggrek yang diamati karena masingmasing jenis anggrek memiliki musim bunga yang berbeda. Anggrek yang telah berbunga diamati terutama kekhasan aroma bunganya. Pengamatan juga dilengkapi pada informasi perbanyakan pada jenis anggrek yang diamati. Beberapa jenis anggrek koleksi Kebun Raya Purwodadi yang memiliki bunga dengan aroma tertentu diantaranya Dendrobium crumenatum, Dendrobium anosmum, Dendrobium leonis, Coelogyne rochussenii dan Thrixspermum sp.

Kata kunci: Anggrek, Kebun Raya Purwodadi, aroma, penghasil atsiri.

PENDAHULUAN

Keindahan bentuk dan warna bunga anggrek merupakan salah satu daya pikat utama yang menjadikan anggrek sebagai bunga berpotensi tanaman hias yang memiliki nilai estetika dan ekonomi lebih tinggi dibandingkan tanaman hias lainnya. Namun

ancaman terhadap keberadaan anggrek alam di habitat alaminya semakin meningkat karena banyak mengalami tekanan sehingga hampir semua jenis anggrek tergolong jenis yang langka. Menurut Puspitaningtyas et. al (2003) hutan sebagai habitat alami bagi anggrek alam, saat ini mengalami tingkat kerusakan yang terus meningkat. Berbagai usaha penyelamatan kekayaan tumbuhan alam terutama anggrek sangat perlu dilakukan untuk menghindari kehilangan dan kelangkaan juga kepunahan jenis anggrek. Upaya pelestarian dan konservasi diperlukan untuk mengatasi kelangkaan anggrek alam. Oleh karena itu Kebun Raya Purwodadi yang mengemban tugas dan fungsi sebagai lembaga konservasi tumbuhan secara ex situ terus menerus untuk melestarikan tumbuhan terutama tumbuhan langka dan salah satunya dari suku Anggrek-anggrekan. Adapun koleksi tumbuhan di Kebun Raya Purwodadi terutama berasal dari daerah dataran rendah kering di Indonesia.

Daya tarik utama dari bunga anggrek terletak pada bentuk dan warna bunganya yang bervariasi. Pada umumnya anggrek tidak memiliki bunga yang berbau harum seperti halnya bunga melati, sedap malam atau mawar. Kebanyakan jenis anggrek memiliki bunga dengan bau yang kurang enak. Menurut Hamman (2008) umumnya marga Bulbophyllum memiliki bunga dengan aroma menyengat seperti jamur, sedangkan jenis Bulbophyllum beccarii dan B. phalaenopsis (anggrek dasi) memiliki aroma bunga busuk seperti bangkai. Menurut Anonimousa,b (2008) dan Wing (2008) beberapa jenis anggrek memiliki aroma bunga yang khas. Aroma pada bunga anggrek ini umumnya berfungsi untuk mengundang polinator untuk membantu penyerbukan bunganya. Beberapa jenis anggrek yang diketahui memiliki bunga yang beraroma khas (harum) antara lain dari marga Dendrobium, Phalaenopsis, Vanda, Coelogyne dan Oncidium. Aroma pada bunga anggrek ini merupakan substansi volatile (yang mudah menguap) seperti halnya tanaman penghasil atisri pada umumnya. Oleh karena itu aroma khas bunga anggrek dapat dijadikan alternatif pengkayaan penghasil atsiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis-jenis anggrek di Kebun Raya Purwodadi yang khususnya telah berbunga dan memiliki aroma bunga yang khas sebagai penambah informasi bagi pengkayaan penghasil atsiri.

METODE
Pengamatan dilakukan di kamar kaca anggrek Kebun Raya Purwodadi terhadap koleksi anggrek yang khususnya sedang berbunga. Waktu pengamatan ini tergantung pada musim berbunga dari jenis anggrek yang diamati karena masing-masing jenis anggrek memiliki musim bunga berbeda. Anggrek yang telah berbunga diamati terutama kekhasan aroma bunganya. Pengamatan juga dilengkapi informasi perbanyakan pada jenis anggrek yang diamati.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengamatan terhadap koleksi anggrek Kebun Raya Purwodadi yang sedang bunga dan memiliki aroma tertentu adalah Dendrobium crumenatum, Dendrobium anosmum, Dendrobium leonis, Coelogyne rochussenii dan Thrixspermum sp. Keempat jenis anggrek tersebut merupakan anggrek epifit dan memiliki bentuk pertumbuhan simpodial yaitu pertumbuhan tunas-tunas baru ke arah samping, kecuali Thrixpsermum sp. merupakan anggrek monopodial. Berikut uraian tentang kelima jenis anggrek tersebut.

1. Dendrobium crumenatum Sw.

Dendrobium crumenatum Sw. merupakan jenis Dendrobium seksi Rhopalanthe yang salah cirinya memiliki umbi semu bagian bawah lebih membengkak dan bagian atas lebih tipis atau kurus. D. crumenatum lebih dikenal dengan sebutan anggrek merpati (Pigeon Orchid) karena bunganya apabila dilihat dari arah samping seperti merpati yang sedang terbang. Anggrek merpati merupakan salah satu jenis anggrek yang memiliki tingkat persebaran cukup luas karena dapat tumbuh mulai dataran rendah sampai dataran tinggi. Oleh karena itu keberadaan anggrek ini mudah dijumpai dibandingkan jenis anggrek lainnya. Adapun wilayah persebarannya meliputi India,  Cina dan seleuruh Asia Tenggara. Koleksi anggrek merpati yang terdapat di Kebun Raya Purwodadi berasal dari Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Maluku.

Bunga anggrek merpati berwarna putih dengan ukuran diameter mekar bunga 3 – 5 cm dan masa mekar bunga hanya satu hari. Bunga muncul pada setiap ruas di bagian atas umbi semu atau bagian batang. Pada umumnya anggrek merpati akan berbunga serentak di pagi hari terutama bila temperatur udara menurun tajam yaitu temperatur

udara dingin setelah turun hujan. Aroma bunga anggrek merpati harum terutama ketika berbunga serentak. Kelebihan anggrek ini antara lain toleran terhadap kekeringan dan tahan terhadap intensitas cahaya tinggi. Untuk budidaya anggrek ini tergolong mudah terutama perbanyakan secara vegetatif yaitu dengan cara memisahkan rumpunnya dan memisahkan anakan (keiki) yang tumbuh di bagian batangnya. Pertumbuhan anakan (keiki) pada anggrek merpati lebih tinggi dibandingkan jenis Dendrobium lainnya. Musim berbunga pada umumnya bulan Maret sampai Mei dan September sampai Nopember.

2. Dendrobium anosmum Lindl.

Dendrobium anosmum Lindl. merupakan jenis Dendrobium seksi Dendrobium dengan salah satu ciri umbi semu berdaging dan bunga muncul dari batang yang tua dan tidak berdaun. D. anosmum ditinjau dari nama jenisnya ”anosmum” telah menunjukkan bahwa anggrek ini memiliki bunga yang beraroma, karena kata ”anosnum” dalam bahasa Latin berarti harum. Persebaran anggrek ini meliputi India, Semenanjung Malaya, Indochina, Indonesia, Piliphina dan Papua Nugini. Adapun asal koleksi anggrek D. anosmum yang terdapat di Kebun Raya Purwodadi yaitu Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua.

Bunga D. anosmum muncul di bagian atas umbi semu (batang) terutama setelah mengalami gugur daun. Bunga dengan ukuran diameter mekar bunga 8 – 10 cm, kelopak dan mahkota berwarna ungu dan bibir bagian dalam ungu tua. Masa mekar bunga sekitar 5 – 7 hari dengan aroma bunga seperti aroma buah strawberry. Pada umumnya adaptasi anggrek D. anosmum terhadap lingkungannya hampir sama dengan anggrek merpati yaitu tahan terhadap kekeringan dan intensitas cahaya tinggi. Demikian halnya dengan budidayanya dengan cara vegetatif yaitu pemisahan rumpun dan anakan (keiki). Musim berbunga pada umumnya September sampai Nopember.

3. Densrobium leonis Rchb.f.

Dendrobium leonis Rchb.f. merupakan jenis Dendrobium seksi Aporum yaitu memiliki daun pipih atau seperti gergaji. Nama jenis ”leonis” menunjuk kepada bentuk bunganya yang menyerupai kepala singa. Persebaran jenis ini meliputi Thailand, Semenanjung Malaya, Laos, Kamboja, Vietnam, Sumatra dan Kalimantan. Adapun habitat tumbuhnya di ketinggian 100 – 150 m dpl atau di dataran rendah. Koleksi D. leonis di Kebun Raya Purwodadi hanya berasal dari Kalimantan Timur.

Bunga keluar dari ujung batang, ketika mekar berbau harum seperti aroma vanila. Ukuran bunga sangat kecil dengan diameter mekar bunga 1,4 cm, warna coklat muda kekuningan. Kelopak punggung bundar telur, ujung tumpul, ukuran 0,4 x 0,4 cm; kelopak samping lebih lebar, segitiga tidak rata, ukuran 0,6 x 0,5 cm, bagian pangkal saling menyatu membentuk mentum. Mahkota bentuk lanset, ukuran 0,3 x 0,2 cm..

Bibir hanya satu cuping, menjulur, ujung agak terbelah 2 dengan tepi tidak rata. Tugu berwarna putih. Seperti kebanyakan jenis Dendrobium maka D. leonis juga dapat diperbanyak dengan memisahkan rumpun, akan tetapi batang dari anggrek ini sangat pipih. Selain itu dapat juga memisahkan anakannya (keiki). Musim berbunga anggrek ini pada bulan Juni sampai Juli.

4. Coelogyne rochussenii d Vriese

Coelogyne rochussenii d Vriese dikenal dengan sebutan anggrek kalung (NeklaceOrchid) karena bentuk untai perbungaannya yang sangat panjang mencapai 50 cm.  Persebaran anggrek ini meliputi Thailand, Semenanjung Malaya, Jawa, Kalimantan, Pilipina, Sulawesi dan Maluku. Pada umumnya tumbuh di dataran rendah, akan tetapi pernah tercatat ditemui pada ketinggian 1500 m dpl. Koleksi C. rochussenii di Kebun Raya Purwodadi berasal dari Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah.

Perbungaan anggrek C. rochussenii keluar dari samping batang berupa untaian yang menggantung ke bawah terdiri atas 25 sampai 35 kuntum bunga. Diameter mekar bunga 4,5 sampai 6 cm dengan warna helai kelopak dan mahkota bunga kuning kehijauan. Aroma bunga C. rochussenii seperti aroma perpaduan jeruk dan kenanga. Musim berbunga anggrek ini pada bulan Februari sampai Maret dengan ketahanan mekar bunga mencapai 2 minggu.

Perbanyakan C. rochussenii secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara pemisahan rumpunnya yaitu dipisahkan 2 sampai 3 umbi semu ke tempat media tanam yang baru. Anggrek ini lebih baik pertumbuhannya apabila ditanam pada pot dengan media cacahan arang dan pakis.

5. Thrixspermum sp.

Thrixspermum sp. merupakan salah satu jenis dari 100 jenis Thrixspermum yang telah dipertelakan. Jenis ini merupakan koleksi dari Kalimantan Selatan. Bunga keluar dari ketiak daun dan ditopang oleh tangkai bunga sepanjang 3 sampai 5 cm. Diameter mekar bunga 2 sampai 2,5 cm, akan tetapi memiliki aroma bunga yang sangat tajam seperti aroma kenanga dan vanila.

Perbanyakan jenis ini secara vegetatif dapat dilakukan dengan memotong bagian atas dari batang yang telah berakar, karena jenis ini merupakan anggrek monopodial sehingga pertumbuhannya adalah ke arah vertikal (tegak lurus) dan bukan pertumbuhan ke samping (horisontal).

0g1

Gambar 1 Jenis anggrek yang beraroma: Dendrobium crumenatum (a), Dendrobium anosmum (b), Dendrobium leonis (c), Coelogyne rochussenii (d,e) dan Thrixspermum sp (f).

Kelima jenis anggrek yang dijabarkan diatas mempunyai aroma khas pada bagian bunganya dan aroma tersebut lebih menyengat pada pagi hari. Kelima jenis anggrek yang dipaparkan merupakan jenis yang mudah diperbanyak dan mudah dijumpai (untuk D. crumenatum dan D. anosmum).

KESIMPULAN

Bunga anggrek yang memiliki aroma sebagai dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengkayaan penghasil atsiri. Dari hasil pengamatan terhadap koleksi anggrek di Kebun Raya Purwodadi terdapat 5 jenis yang memiliki aroma khas yaitu Dendrobium crumenatum, Dendrobium anosmum, Dendrobium leonis, Coelogyne rochussenii dan Thrixspermum sp.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimousa, 2008. Fragrant Orchids. http://www.nybg.org/tos/fragrant_orchids.pdf. (Di akses 20 Nopember 2008).

Anonimousb, 2008. The Elegance of Orchids. http://www.hmk.on.ca/orchids.html. (Di akses 20 Nopember 2008).

Hamman, L. 2008. Fragrance and Orchids. http://mysite.mweb.co.za/residents/orcvro/fragrance.htm. (Di akses 20 Nopember 2008).

Puspitaningtyas DM, S Mursidawati, Sutrisno, J Asikin. 2003. Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Pulau Jawa. PKT Kebun Raya Bogor-LIPI, Bogor. Wing, YT. 2008. Fragrant Orchids at the National Orchid Garden.

http://www.gardentech.com.sg/dnn453/Articles/ArticleArchive/FragrantOrchids attheNationalOrchidGarden/tabid/122/Default.aspx. (Di akses 20 Nopember 2008).

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.